REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kesibukan orang tua yang bekerja setiap hari menjadi alasan untuk tidak memperhatikan kebutuhan anaknya.
Sikap tidak peduli dengan kegiatan yang dilakukan anak di dalam atau luar rumah menimbulkan jarak antar anggota keluarga. Anak pun mulai memberikan sikap bertahan bila suatu hari orang tuanya menanyakan kegiatan harian. Sikap ini timbul karena komunikasi tidak berjalan dengan lancar di antara anggota keluarga. Anak akan merasa diinterogasi saat ditanya dan orang tua akan tambah membuat jarak diantara hubungan tersebut.
Padahal menurut Efnie Indrianie, seorang psikolog keluarga, anak-anak yang selalu didampingi oleh orang tuanya akan meningkatkan sikap percaya diri. Tumbuh kembang anak pun menjadi lebih baik dan kreatif, sehingga meningkatkan daya intelektualnya.
"Satu hal yang paling penting, index of happiness-nya meningkat. Anak yang happy akan menjadi pribadi yang baik ketika dewasa," ujar Efnie pada acara peluncuran Wall's Tim Tam Choco Blast di Three Wise Monkeys, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (5/5).
Menurutnya, momen kebersamaan keluarga itu sangat penting. Saat tersebut bisa digunakan untuk keluarga menghabiskan waktu bersama-sama dengan melakukan sesuatu yang menyenangkan. Hindari kegiatan yang membuat sibuk masing-masing anggota keluarga, bangunlah kebersamaan agar komunikasi berjalan lancar.
"Jangan sampai kita ada, namun tidak hadir untuk mereka," ujarnya.