REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ayah sibuk mencari uang dengan bekerja, ibu di rumah menjaga dan merawat anak. Hal seperti itu yang masih menjadi pikiran kebanyakan orang tua di Indonesia.
Padahal, jika ada sudah ada kehadiran anak di rumah, peran ayah dan ibu itu saling melengkapi, menjadi paket yang komplit. Sosok ayah juga penting kehadirannya untuk tumbuh kembang anak, bukan hanya dalam memenuhi segi keuangan, namun juga sosok kehadirannya di lingkungan keluarga.
Seandainya orang tua memiliki anak perempuan, figur identifikasi adalah Ibu, tapi peranan ayah juga penting sebagai satu sosok figur yang melindungi anak. Sehingga si anak akan merasakan perasaan yang pas antara rasa aman yang diberikan ayah dan kasih sayang yang ditunjukkan oleh ibu.
Kalau pun orang tua memiliki anak laki-laki, tentunya ayah menjadi figur identifikasi bagi si anak. Seperti anak laki-laki belajar bersikap seperti apa menjadi laki-laki, bagaimana berbicara, berpikir, dan bersikap. Tentunya figur ibu merupakan figur yang mengayomi dan memberikan kehangatan dalam keluarga.
"Jangan sampai ayah sibuk bekerja dan ibu menjaga rumah saja, itu menjadi paket yang tidak seimbang," ujar Efnie Indrianie, MPsi, psikolog keluarga yang ditemui belum lama ini.
Efeknya anak yang kekurangan figur seorang ayah akan timbul saat masa pubertas anak. Seperti anak perempuan yang kekurangan figur seorang ayah, dia akan mencari pasangan yang memiliki figur itu, dia akan mematok kriteria itu.
Begitu juga anak laki-laki, jika tidak memiliki figur ayah yang cukup, dia akan tumbuh menjadi laki-laki yang cukup goyah secara personality, kurang tegar dan kuat, karena dia tidak belajar tentang apa dan bagaimana laki-laki dalam keluarga dari ayahnya.