REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah bayi dapat duduk sendiri tanpa bantuan dan mengoordinasikan penglihatan dengan menyentuh, dia menggapai, dia bersiap membuat relasi mental lebih mendalam, misalnya, "Hei! Ukuran dan bentuk mainan gemerincingku tetap sama, baik saat kugenggam di dekat wajahku atau saat kulepaskan!"
Dikutip dari www.parentsindonesia.com, para psikolog mengatakan bahwa persepsi baru ini berarti bayi dapat menafsirkan 'ukuran tetap' dan 'bentuk tetap'. Konsep ini merupakan blok penting yang menunjukkan hubungan antara benda-benda dan membantunya memahami konsep-konsep yang lebih abstrak seperti pada dan di atas. Mampu mengenggam dan mengobservasi benda-benda itu juga penting untuk memerdalam persepsi bayi.
Karen Adolph, PhD, profesor psikologi dan ilmu saraf di New York University, telah meneliti bayi-bayi yang memahami benda-benda 3D: Bagaimana mereka melihat bola dan mendapatkan bahwa bola itu memiliki sisi belakang yang bulat? Bagaimana mereka mengamati sendok dan mengetahui jari mereka dapat meraih dan mengambilnya?
Ternyata, keterampilan itu tak terkait usia dan lebih berhubungan dengan kesempatan bereksplorasi yang menggabungkan eksplorasi visual dan penggunaan tangan. Dalam salah satu penelitian Adolph, dia mengenakan sarung tangan Velcro pada bayi tiga bulan dan membungkus mainan-mainan dengan Velcro serta mereka diberikan jangka waktu dua minggu untuk berlatih mengambil benda-benda itu.
"Kemampuan belajar melalui manipulasi penggunaan tangan membuat mereka bersemangat dalam berinteraksi lebih banyak dengan benda-benda," lapor Adolph. Mereka mengembangkan keterampilan-keterampilan manual yang sama seperti bayi yang usianya dua kali dari mereka. Nasihat? Berikan banyak kesempatan bagi si kecil untuk menyentuh benda-benda dengan berbagai ukuran dan tekstur.