Sabtu 25 Apr 2015 06:11 WIB

Trik 12 Minggu Menuju Keluarga Sehat (7)

Anak sikat gigi
Foto: gladchildhood.blogspot.com
Anak sikat gigi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dapatkah Anda dan keluarga Anda menjadi lebih bugar, sehat, dan bahagia hanya dalam tiga bulan?

Ini adalah pertanyaan yang kami ajukan kepada para dokter dari American Academy of Family Physicians (AAFP), kelompok yang terdiri dari 97.600 dokter dan mahasiwa kedokteran yang mengabdikan diri untuk perawatan medis primer.

Jawabannya adalah ya berulang-ulang, dan dengan bantuan mereka, kami mengenali langkah sederhana yang perlu dilakukan untuk membantu setiap orang di rumah untuk menumbuhkan kebiasaan yang lebih baik. Si kecil belajar dengan melihat Anda, lagipula pendekatan seluruh keluarga adalah kuncinya. Oleh Gail O’Connor dikutip dari www.parentsindonesia.com.

 

Bagaimana Rencananya Berjalan

Setiap minggu, Anda bertujuan membuat perubahan kecil dalam hal kebugaran, nutrisi, kesehatan, dan kebahagiaan. Beberapa hal akan berlaku hanya pada Anda dan pasangan, tapi sebagian besar juga akan melibatkan anak. Tujuan empat minggu pertama adalah sebagai berikut, dan kita akan punya tujuan lainnya dalam dua edisi ke depan, sehingga semuanya total 12 minggu. Langkah kecil berikut akan membantu Anda lebih bersemangat, memutuskan konsumsi makanan yang lebih cerdas, dan menemukan keseimbangan yang lebih baik dalam hidup Anda yang sibuk. Anda bisa mulai sekarang juga, tapi bagusnya program ini adalah tidak ada waktu yang “salah” untuk mulai melakukannya. Siap? Lakukan!

Minggu 7

Mencari Motivasi Serius

Anda sedang menuju setengah program kami, dan kami harap Anda merasa senang. Kini berdiskusilah dengan pasangan tentang sesuatu yang akan memotivasi Anda untuk tetap menjalankannya. “Ini bisa disebabkan Anda ingin hidup lebih lama untuk mendampingi si kecil yang kini berusia 3 tahun saat dia menikah nanti. Atau Anda menantikan beberapa tahun ke depan untuk liburan keluarga di Grand Canyon atau Washington, DC, dimana Anda akan berjalan bersama-sama untuk melihat seluruh pemandangan,” kata Vance Blackburn, MD, dokter keluarga yang berpartisipasi di program American in Motion-Healthy Interventions AAFP.

 

Jangan Mengoleskan Sikat Gigi Anak dengan Pasta Gigi

Jika Anda selama ini mengoleskan sikat gigi anak dengan pasta gigi berfluoride, kurangilah. Menggunakan banyak pasta gigi berfluoride tidak lebih efektif untuk mencegah gigi berlubang, dan menggunakannya lebih dari yang dibutuhkan bisa menyebabkan noda putih dan cokelat pada gigi permanen yang sedang tumbuh. Lebih baik gunakan pasta gigi hanya seukuran kacang dan bersihkan gigi dengan benang gigi paling tidak sekali sehari.

 

Kembangkan Keluarga Anda

Bukan, maksud kami bukanlah mulai memasang tempat tidur bayi lagi. Kami bicara tentang pembesaran keluarga, orang-orang  yang ada di dekat Anda yang berinvestasi terhadap kesejahteraan Anda dan anak-anak. Minggu ini, bawalah satu orang baru ke dalam lingkaran Anda. Jika Anda tidak memiliki dukungan familiar yang dibutuhkan, biarkan orang lain yang bisa Anda percaya untuk masuk. Ini terutama penting untuk orang tua tunggal, yang mungkin tidak memiliki orang dewasa lainnya untuk membantu. Ini bisa saja tetangga yang juga seorang nenek yang pintar mengasuh, atau teman tanpa anak yang akan dengan senang hati mengasuh si kecil sesekali. Kata Katherine J Gold, MD, dari Department of Family Medicine di University of Michigan Medical School di Ann Harbor, “Tidak ada seorang pun yang melakukannya sendiri, dan memiliki orang lain dalam kehidupan anak adalah hal yang sehat untuk mereka.”

 

Pisahkan Makan Malam dengan Makanan Penutup

“Jika Anda berkata, ‘Santap makan malammu, dan kamu akan Mama berikan makanan pencuci mulut’, Anda sedang mengirimkan pesan bahwa, ‘Makan malam itu adalah bagian menjijikkan, dan makanan penutup adalah penghargaan untuk makan lebih dari yang aku inginkan’,” ujar Michelle May, MD, penulis Eat What You Love, Love What You Eat. “Kami sedang mengajarkan anak-anak untuk mengabaikan sinyal kekenyangan mereka.” Dr. May menyarankan lebih baik untuk tidak memburu-buru makanan utama, dan mencoba dialog berikut: “Sekarang kamu makan saja dan nikmatilah. Jangan terlalu kenyang, kita akan makan makanan penutup sebentar lagi.”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement