Senin 20 Apr 2015 22:10 WIB

Jawaban akan Mitos Seks Selama Kehamilan

Ibu Hamil (ilustrasi)
Ibu Hamil (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- JAKARTA -- Seks masih saja dianggap sebagai hal yang tabu untuk diperbincangkan, sekalipun yang membicarakannya orang dewasa yang sudah “punya izin” dan sah melakukannya.

Contohnya ketika berkonsultasi dengan dokter kandungan, Anda maupun calon ibu lain leluasa bertanya kepada dokter apakah aman mengonsumsi minuman bersoda atau mewarnai rambut ketika sedang hamil.

Tetapi sebaliknya, Anda dan yang lainnya malu-malu bertanya tentang sesuatu yang sangat ingin ketahui, yakni: Apakah aman melakukan hubungan intim di masa kehamilan? Posisi bagaimana yang sebaiknya dihindari? Apakah  boleh melakukan aktivitas seksual lainnya?

Dikutip dari www.parentsindonesia.com, coba renungkan, kehidupan “tempat tidur” Anda tidak harus berakhir hanya lantaran perut Anda membuncit. “Seks merupakan hal penting yang mengikat Anda menjalani masa 9 bulan ini,” ungkap Hilda Hutcherson, MD, penulis buku What Your Mother never Told You about S-e-x.  Jika seandainya Anda masih khawatir, berikut ini kami sampaikan mitos-mitos yang banyak beredar seputar seks di masa hamil.

 

Mitos 4: Mengalami Kram Usai Bercinta Tidak Normal

Kram di bagian perut ketika melakukan hubungan intim merupakan hal wajar dan tidak membahayakan, kata Dr. Greene. Ini disebabkan oleh kombinasi tekanan darah yang tinggi mengalir ke daerah panggul disertai dengan kontraksi di rahim pasca orgasme. Anda mungkin juga mengalami kekeringan vagina. Tak usah khawatir, Anda bisa menggunakan pelumas berbahan dasar air yang aman.

Hubungi dokter jika terdapat flek atau bercak-bercak darah sehabis melakukan hubungan intim (atau setiap kali Anda melihat bercak-bercak darah selama kehamilan). Perdarahan setelah melakukan hubungan intim sering disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah kecil yang terletak di ujung leher rahim (serviks). Walaupun ini tidak berbahaya, Anda tetap perlu segera berkonsultasi dengan dokter obgyn untuk memastikan bahwa darah yang keluar tersebut bukan berasal dari rahim.

 

Mitos 5: Hubungan Intim Bisa Merangsang Persalinan

Amir mani mengandung prostaglandin yang dapat mematangkan leher rahim dan menyebabkan rahim berkontraksi, tapi sejauh ini tidak ada bukti yang menunjukkan air mani bisa merangsang persalinan, kata Randy fink, MD, medical director Miami Center of Exellence fo Obstetric & Gynecology. Jika Anda memiliki riwayat kelahiran prematur atau menjalani kehamilan berisiko, sebaiknya konsultasikan masalah seks di masa kehamilan ini dengan dokter Anda untuk mengindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Jika tidak ada masalah, silakan saja berhubungan intim dengan suami. Ini mungkin kesempatan terakhir bagi Anda untuk berintim-intim sepuas mungkin dengan suami sebelum tangis si kecil nanti “mengganggu” kemesraan Anda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement