REPUBLIKA.CO.ID, Anak-anak biasa bertengkar. Namun jika putra Anda menguntit kakak perempuannya setiap kali si kakak masuk kamar, Anda mungkin merasa khawatir.
Dikutip dari www.parentsindonesia.com, wajar saja bagi saudara kandung untuk merasa terganggu satu sama lain (bayangkan bagaimana keadaan bisa saja menjadi tegang bersama saudara perempuan dan lelaki Anda saat seluruh anggota keluarga berkumpul untuk makan malam saat liburan). Namun sementara orang dewasa bisa memilih untuk tidak menghabiskan banyak waktu dengan orang tertentu, anak-anak terjebak bersama saudara kandung mereka.
Dan semua perasaan frustrasi yang terkumpul itu bisa menimbulkan aksi saling mendorong, pergulatan, dan pukulan. (Sementara seorang anak bisa memiliki perasaan frustrasi yang sama dengan teman sekelasnya, dia cenderung tidak terlalu bertindak terhadap mereka karena takut malu atau takut kemarahan gurunya.)
Daripada mencoba mencari penyebab kericuhan dan menjadi penengah, Michelle Maidenberg, PhD, psikoterapis di New York, menyarankan untuk membuat kebijakan tanpa kekerasan. “Seringkali, anak yang lebih besar dihukum karena dia bisa mengerahkan daya lebih dan harus tahu lebih baik. Jadi di rumahku, kedua anak mendapatkan masalah saat mereka melakukan kontak fisik,” ujarnya.
Bukan frekuensi pertengkaran yang harus Anda khawatirkan karena itu adalah hal alami, kata Dr. Maidenberg. “Yang harus dikhawatirkan adalah saat ada yang terluka secara fisik,” tuturnya. “Dalam kasus tersebut mungkin terjadi hal yang lebih serius pada anak Anda, seperti masalah kendali impuls, gangguan perilaku, depresi, atau kecemasan.”