Kamis 16 Apr 2015 16:28 WIB

Kafe Ini Ramah Penderita Autis

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Dwi Murdaningsih
Autisme (ilustrasi)
Foto: Edwin Dwi Putranto/Republika
Autisme (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Dipandu oleh terapis dan isyarat kartu, Jose Canoy hati-hati menegluarkan wafel dari wajan. Ia mematikan pembuat wafel dan meminta piring saji dari staf dapur di sebuah kafe bernama 'Puzzle Cafe'. Kafe tersebut terletak di ibu kota Filipina, Manila dan identik dengan warna cerah.

Canoy (20 tahun) merupakan satu dari tujuh pegawai autisme yang ada di kafe kecil tersebut. Meski status mereka masih dalam masa training. Hal itu bertujuan memberikan mereka tempat untuk mengasimilasi ke dalam masyarakat, meningkatkan keterampilan sosial dan menyebarkan kesadaran akan kepedulian terhadap penderita autisme. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, satu dari 160 anak di dunia terkena gangguan tersebut.

Kakak tertua Canoy sekaligus co-owner kafe, Jose Antonio mengatakan, keluarganya memutuskan untuk membuat kedai kopi guna membantu adiknya tersebut. Dengan cara ini, Canoy menjadi produktif dan memiliki masa depan. Keluarga juga ingin meningkatkan kesadaran terhadap autisme dan membuat orang lain mau bertindak seperti Jose, memberi pekerjaan kepada penderita autisme dan tidak mengucilkannya.

"Kami di sini untuk menunjukkan pada orang-orang bahwa menjadi berbeda tidak buruk. Anda bisa menjalaninya," kata dia.

Kafe ramah autisme itu dilengkapi dengan mainan kereta api Thomas dan teka-teki gambar di rak-rak sekitar. Kafe dibuka pada November lalu dan menyelenggarakan grand opening pada 11 April dalam rangka bulan Peduli Autisme. Adanya potongan puzzle merupakan simbol autisme dunia.

Dokter Anna Treichler yang juga spesialis perkembangan dan perilaku anak di Manila mengatakan, bekerja di kedai kopi membantu penderia autisme karena memunkinkan mereka mengembangkan keterampilan interaksi sosial mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement