REPUBLIKA.CO.ID, SUMBAWA -- Jika Anda pernah mendaki Gunung Tambora, tak lengkap rasanya bila tidak menyambangi Pulau Satonda. Pasalnya, kawasan wisata ini menyimpan keindahan alam lewat hamparan pasir putih yang memesona.

Pulau yang berada di Laut Flores, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat ini berupa daratan vulkanis yang terbentuk karena letusan gunung api di dasar laut sedalam 1000 meter sejak jutaan tahun lalu, dikutip IndonesiaTravel, Senin (13/4).

Salah satu keunikan danau Satonda ialah fenomena langka airnya yang asin, dimana tingkat kebasaan (alkalinitas) sangat tinggi dibandingkan air laut umumnya. Keunikan danau ini telah diteliti oleh dua ilmuwan Eropa yaitu Stephan Kempe dan Josef Kazmierczak pada 1984, 1989, dan 1996.

Air yang asin tersebut diklaim merupakan efek dari letusan Gunung Tambora pada 1815 silam yang mengakibatkan tsunami, sehingga mengantar air laut mengisi kawah gunung Pulau Satonda hingga terisi penuh dengan air asin yang kini kita kenal sebagai danau Satonda.

Namun tak hanya fenomena air asinnya yang unik, Satonda ternyata juga menyimpan kekayaan terumbu karang di perairan sekitarnya. Karena potensinya itulah, pulau ini ditetapkan sebagai Taman Wisata Alam Laut (TWAL) pada tahun 1999 oleh Menteri Kehutanan dan Perkebunan.

Jika Anda ingin merasakan langsung pengalaman berenang di air asin tersebut, danau Satonda dapat ditempuh menggunakan perahu selama kurang lebih setengah sampai satu jam perjalanan dari pelabuhan Nangamiro. Tarif perahu yakni sekitar Rp 25.000 per orang.

Pulau Satonda juga dapat ditempuh menggunakan kapal pesiar dari Pulau Bali atau Lombok, dengan mengambil jurusan Flores. Selain menyelam, kegiatan menarik lainnya yang bisa Anda lakukan ketika berkunjung ke Pulau Satonda ialah snorkeling di perairan pulau yang tenang dan nyaris tanpa ombak tersebut.

Ikuti Whatsapp Channel Republika