REPUBLIKA.CO.ID, Banyaknya mitos yang beredar seputar tidur pada bayi kerap membuat bingung. Sebelum salah kaprah, cek dulu kebenarannya, seperti dikutip dari www.parentsindonesia.com.
Ada banyak faktor pendukung tumbuh kembang bayi yang optimal. Tidak hanya terpenuhi kebutuhan nutrisi dan stimulasi, nyatanya kebutuhan tidur anak pun harus tercukupi dengan baik. Tidur mungkin kerap dipandang sebagai aktivitas kelas dua jika dibandingkan dengan bermain atau aktivitas bergerak lainnya yang lebih aktif. Padahal, pada bayi, tidur merupakan aktivitas utama.
Dr. Rini Sekartini, SpA(K), konsultan anak dari Divisi Tumbuh Kembang Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM menjelaskan bahwa total waktu tidur yang dibutuhkan bayi usia 0-3 bulan mencapai 16-20 jam. Ini berarti 70-80 persen waktu bayi dalam sehari dihabiskan untuk tidur. Bayangkan betapa pentingnya tidur untuk si buah hati ini.
Sayangnya, berdasarkan penelitian yang dilakukan Dr. Rini pada orang tua di lima kota besar di Indonesia (Jakarta, Bandung, Medan, Palembang, dan Batam) terungkap bahwa 72,2 persen orang tua menganggap masalah tidur pada bayi dan balita hanya merupakan masalah kecil. Ini masih ditambah dengan banyaknya mitos yang simpang siur mengenai tidur bayi yang beredar di masyarakat. Beberapa mungkin bisa dibenarkan karena berdasarkan pada fakta ilmiah, tapi yang lainnya bisa jadi malah menyesatkan. Jangan sampai Anda terjebak mitos dan buah hati tidak tidur dengan “benar”.
Bayi tidak perlu tidur siang jika malamnya sudah tidur lama
Faktanya: Bayi selalu membutuhkan tidur siang walaupun sebentar sekalipun. “Bayi, terutama pada usia 0-3 bulan memiliki jumlah jam tidur siang sama dengan tidur malam,” ujar dokter yang merupakan anggota Asia Pacific Paediatric Sleep Aliance (APPSA) ini.
Jika tidak tidur siang, bayi akan terlalu lelah, rewel, dan sulit tidur. Jadwalkan bayi untuk tidur siang di waktu yang sama setiap hari. “Jika bayi tidak mau tidur juga, bantulah dengan memandikannya dengan air hangat, menggendongnya, memijat, menyanyikan lagu pengantar tidur, atau memutarkan musik yang lembut,” tambahnya.
Kurang tidur akan berpengaruh pada kecerdasan
Faktanya: Benar. Banyak penelitian yang telah membuktikan adanya hubungan antara tidur dengan kecerdasan. National Sleep Foundation melakukan penelitian yang hasilnya menunjukkan bahwa anak yang cukup tidur memiliki prestasi di bidang olahraga dan akademis lebih baik dibandingkan anak yang kurang tidur.
Selain itu, sebuah penelitian di Timur Tengah yang melibatkan 77 anak kelas 4 dan 6 SD, menunjukkan bahwa kurangnya 1 jam waktu tidur sama dengan kehilangan dua tahun waktu tumbuh kembang dan berkurangnya kematangan kognitif.
Menyusui bayi lebih banyak atau memasukkan sereal ke dalam botol susu akan membantu anak tidur lebih lama
Faktanya: William Sears, MD, penulis The Baby Sleep Book: The Complete Guide to a Good Night's Rest for the Whole Family (Little Brown, 2005) menyatakan bahwa penelitian tidak membuktikan bayi yang diberi sereal nasi di dalam botolnya tidur lebih nyenyak atau lebih lama. Malahan, penyebab bayi terbangun di malam hari biasanya adalah masalah pencernaan.
“Menidurkan bayi dengan perut yang terlalu penuh bisa membuat perut kembung, sehingga bayi tidak bisa tidur nyenyak,” ujarnya. Sears menyarankan untuk menyusui anak tidak terlalu dekat waktu tidur. Dr. Rini pun memiliki pendapat serupa, “Bayi sebaiknya diberi makan atau minum 1-2 sebelum tidur,” sarannya.