REPUBLIKA.CO.ID, Anda sudah melarang anak makan camilan karena terlalu dekat dengan jam makan malam. Faktanya, Anda sudah lebih dari satu kali melarang. Namun ketika Anda kembali ke dapur, Anda melihat si balita membuka pintu freezer dan berusaha meraih satu kotak es loli.
Apakah Anda marah? Atau menyerah dan membiarkan dia memakan es loli? Reaksi apapun yang Anda keluarkan adalah normal karena otak Anda bekerja otomatis pada situasi tegang.
“Namun jika Anda bereaksi terlalu keras atau terlalu lunak, Anda kehilangan kesempatan mengajarkan keahlian untuk melakukan hal yang benar di kemudian hari,” kata Becky Bailey, PhD, penulis Easy to Love, Difficult to Discipline.
Memang sulit menjaga diri Anda tetap tenang, tetapi akan lebih mudah menerapkan disiplin dengan lembut jika Anda sudah mempraktikkan reaksi cerdas, seperti dikutip dari www.parentsindonesia.com.
Sudah waktunya pulang dari bermain dan anak 4 tahun Anda menolak pulang
Terlalu keras: “Berhenti bermain sekarang atau kita tidak akan pernah datang lagi.”
Terlalu lunak: “Kita akan bermain sedikit lebih lama.”
Tepat: “Kita pulang lima menit lagi. Tujuan berikutnya adalah supermarket—kamu mau naik keranjang belanja atau mendorong sendiri keranjang belanja nanti?”
Tidak ada anak yang ingin mengakhiri playdates yang asik, maka beri peringatan dan ganti topik pembicaraan ke aktivitas berikutnya. “Memberi dua pilihan seputar apa yang bisa dia lakukan pada aktivitas selanjutnya seolah memberikan kendali kepada anak,” kata Dr. Bailey.
Waktu merupakan konsep rumit bagi anak, maka akan sangat membantu ketika Anda memberikan petunjuk visual. Rentangkan tangan Anda ke depan sejauh mungkin untuk mengindikasikan peringatan lima menit, lalu dekatkan tangan Anda ketika waktu yang tersisa tinggal dua menit, kemudian rapatkan tangan ketika tiba waktu pulang.