REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Para orang tua biasanya berharap bisa menyekolahkan anaknya sedini mungkin untuk mempercepat proses perkembangan kognitifnya. Karena itu, tak jarang kita menemukan anak-anak usia dini (3-5 tahun) yang sudah cukup mahir membaca dan berhitung. Namun, usia berapa sebaiknya anak-anak kita siap untuk disekolahkan?
Menurut psikolog Universitas Pancasila, Aully Grashinta, usia bukanlah faktor utama dalam memutuskan untuk menyekolahkan anak di usia dini. Sebab, usia 3-5 tahun merupakan masa bermain anak, di mana mereka sebenarnya berada dalam tahap perkembangan psikomotorik kasar yang melatih keseimbangan, konsentrasi, serta koordinasi tubuhnya.
Selain itu, pola pikir anak usia dini belum dalam tahapan menginginkan sekolah. “Mungkin anak-anak usia dini akan berkata, ‘Ma, aku ingin sekolah’, tapi sebenarnya mereka hanya sekadar mengatakan dan belum memahami apa itu sekolah,” ujar Shinta, Kamis (26/3).
Karena itu, Shinta mengatakan bahwa tidak ada ciri-ciri yang pasti untuk melihat bahwa anak kita sudah perlu untuk disekolahkan. “Bukan tergantung usia anak, tapi tergantung kita sebagai orang tua ingin mempersiapkan anak kita seperti apa,” lanjutnya.
Menurut Shinta, bisa jadi ayah dan ibu menyekolahkan anak di usia dini karena ingin melatih kedisiplinannya untuk bangun pagi atau melatihnya bersosialisasi dengan teman sebaya, sebelum ia cukup usia untuk masuk TK. “Kembali lagi, tergantung tujuan orang tua,” jelasnya.