REPUBLIKA.CO.ID, Tidur cukup di malam hari penting untuk semua orang, terlebih lagi untuk bayi dan balita. Tidur pun perlu jadi perhatian utama agar pertumbuhan dan perkembangan si kecil berjalan optimal.
Dokter spesialis tumbuh kembang anak Rini Sekartini mengatakan, terdapat beberapa faktor yang memengaruhi pola tidur anak. Pertama, pola tidur anak akan terbentuk sesuai dengan perkembangan dan karateristik anak sehingga masalah pada tidur tiap anak berbeda. "Misalnya, bayi baru lahir akan tidur 16-20 jam, namun per tiga jam akan terbangun karena merasakan lapar, setelah itu tidur kembali", ungkapnya di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Kedua, faktor lingkungan menjadi salah satu upaya untuk mewujudkan pola tidur yang baik pada anak. Lingkungan ini salah satunya mencakup popok yang dipakai. Penggunaan popok yang basah bisa menimbulkan iritasi dan menghambat pergerakan. Popok yang tidak kering juga mengganggu kenyamanan tidur anak.
"Budaya, menjadi faktor ketiga untuk pola tidur anak, budaya di sini adalah tidur secara bersama-sama, seperti yang kita temui di desa, anak-anak sering tidur bersama teman, saudara, dan keluarganya dalam satu ruangan, dan hal ini membuat mereka nyaman," tambahnya.
Selanjutnya, faktor orang tua. Rini mengatakan orang tua harus membiasakan anak untuk dapat tidur secara teratur, seperti tidur sebelum pukul delapan malam, agar tumbuh kembang anak dapat bergerak secara optimal pada malam hari. Jika anak tidak tercukupi tidurnya, maka akan memengaruhi aktivitasnya di keesokan harinya.
"Yang terakhir itu adalah tidur yang berkualitas, bagaimana anak tidur berkualitas? Orang tua harus memerhatikan apa yang diperlukan anak sebelum tidur, seperti membersihkan badannya dengan mengganti pakaiannya, sikat gigi, cuci muka, cuci kaki, dan berdoa sebelum tidur. Selain itu, sebisa mungkin lampu tidur yang digunakan tidak terang benderang, tapi gunakan yang sedikit redup agar tidurnya nyenyak," tutupnya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
