Kamis 19 Feb 2015 19:54 WIB

Agar Bayi Tidur Nyenyak, Pahami Ini Dulu

Bayi tidur  (ilustrasi)
Foto: Antara
Bayi tidur (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Mekanisme tidur membantu seseorang memasuki transisi dari kondisi bangun ke kondisi tidur. Orang dewasa umumnya dapat tidur tanpa bantuan, tetapi tidak pada bayi.

Transisi ini menjadi lebih sulit pada bayi karena pada saat mulai tertidur bayi memasuki fase tidur REM (Rapid Eye Movement), bukan tidur yang nyenyak (quiet sleep), kata psikolog anak Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia Vera Itabiliana Hadiwidjojo.

Oleh sebab itu, banyak orang tua menunggu bayi benar-benar tertidur pulas sebelum memindahkan bayi dari gendongan ke atas tempat tidur. Bayi usia 1-18 bulan membutuhkan tidur selama 15-18 jam setiap hari untuk menunjang perkembangan otak dan menyiapkan kebugaran bayi supaya bisa menerima stimulasi ketika dia bangun.

Ketika menidurkan bayi, orang tua perlu dalam kondisi tenang dan rileks karena bayi pada umumnya masih sangat peka dalam merasakan suasana di sekitarnya. Rasa cemas pada orang tua akan membuat bayi sulit tidur.

Vera mangatakan, orang tua perlu menciptakan jadwal tidur yang rutin untuk bayi, namun masalahnya mekanisme tidur bayi belum terbentuk. Untuk itu, orang tua dapat membantu bayi mengenali waktu tidurnya dengan menciptakan suasana kondusif seperti mengurangi cahaya di dalam kamar, mengatur temperatur kamar senyaman mungkin, dan memasang musik lembut yang membantu bayi tertidur.

Ada pula bayi yang merasa nyaman tidur dengan teman tidur seperti boneka, guling atau bantal. Teman tidur akan membantu sang bayi ketika beranjak besar dan mulai belajar mengandalkan dirinya sendiri dalam mengatasi cemas ketika tidur sendirian. Kecemasan ini dapat berupa takut gelap atau bunyi hujan di luar rumah.

Tetapi, orang tua perlu memastikan teman tidur tidak berbahaya dengan menghindari objek yang terlalu besar, berat atau bertali.

Orang tua juga perlu menerapkan batasan agar teman tidur tidak terbawa hingga anak besar atau bahkan dewasa nanti. Buatlah batasan keberadaan teman tidur, misalnya hanya boleh digunakan saat tidur dan hanya boleh berada di atas tempat tidur saja. Orang tua bisa mengatakan pada anak bahwa batasan ini diperlukan agar teman tidurnya tidak hilang atau kotor.

Di luar aktivitas tidur, berikan anak stimulasi atau mainan lain yang membuatnya aktif atau sibuk sehingga melupakan teman tidurnya. Jadwalkan kapan teman tidur ini harus “mandi”. Biasakan anak untuk merelakan teman tidurnya ini absen beberapa hari karena harus dicuci atau dibersihkan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement