Jumat 13 Feb 2015 14:15 WIB

Genjot Pariwisata, Menpar Minta Perbaikan SDM di Kampus Pariwisata

Rep: C63/ Red: Winda Destiana Putri
Menteri Pariwisata Arief Yahya. (Republika/ Tahta Aidilla)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Menteri Pariwisata Arief Yahya. (Republika/ Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya berkesempatan menyambangi salah satu kampus pariwisata tertua dan terbaik di Indonesia Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung, Jumat (13/2).

Dalam kunjungannya tersebut Menpar Arief mengatakan perguruan tinggi khususnya bidang pariwisata bertanggung jawab penuh terhadap kemajuan pariwisata negaranya.

Pasalnya, sumber daya manusia (SDM) kepariwisataan juga memegang peranan penting (SDM) selain faktor infrastruktur, sumber daya alam, dan budaya.

"Ini perguruan tinggi terbaik tapi kita kalah jauh dari Malaysia, makanya STP yang paling bertanggung jawab, saya sudah minta rektor agar STP menggunakan global standart," ujar Arief seusai kuliah umum.

Ia mengatakan meskipun Indonesia memiliki sekolah pariwisata terbaik, namun kenyataannya ranking pariwisata Indonesia masih berada di peringkat 70 dari 140 negara dari kajian World Ekonomic Forum (WEF). Sementara dari SDM Indonesia berada di ranking 61 kalau jauh dari Singapura dan Malaysia yang ada di ranking 2 dan 28.

"Kita berada di nomor 70-an itu memalukan, devisa kita hanya 10 miliar USD, Malaysia 20 miliar USD, Thailand 40 miliar USD," ujarnya.

Oleh karenanya, ia berharap lembaga pendidikan pariwisata salah satunya STP Bandung mencetak lulusan dengan kompetensi berstandar global terbaik. Terlebih, menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), SDM pariwisata harus bersertifikasi global.

"Masih jauh kita untuk Asean Economic Comunity (MEA), harusnya 375 ribu kita baru 125 ribu," ujarnya.

Hal ini pun yang menurut Arief sebagai tantangan sekolah pencetak SDM pariwisata agar lulusannya bisa bersaing dengan SDM dari luar.

Meskipun begitu, Arief pun mengakui SDM bersertifikasi kebanyakan juga berasal dari lulusan STP Bandung. "Sekolah ini mensertifikasi sendiri itu pun sudah bagian dari 125 ribu, itu tantangannya," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement