Selasa 03 Feb 2015 13:03 WIB

Berkemah, Pelesiran Cara Baru Bersama si Kecil

Berkemah dengan anak (ilustrasi)
Foto: the Guardian
Berkemah dengan anak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak Anda yang berusia 7-8 tahun sudah pernah digigit serangga kemah, sudah membicarakan tentang makanan khas perkemahan, berenang di danau, dan bernyanyi di depan api unggun, tapi Anda mungkin tidak yakin dia cukup dewasa untuk berada jauh dari rumah begitu lama.

Sebelum Anda memutuskan dan mulai menyetrika label nama di pakaian dalamnya, pertimbangkan daftar berikut seperti dikutip dari www.parentsindonesia.com.

Sudah siapkah dia untuk petualangan?

Tidak selalu mudah untuk mengetahui apa reaksi anak saat berada jauh dalam waktu yang panjang, tapi jika dia sudah bisa melalui saat menginap bersama teman-temannya atau dengan neneknya, kemungkinan besar dia bisa merasa nyaman tidur di manapun. "Dia juga harus bisa mandi sendiri dan bisa membaca jadwal harian perkemahan," kata Will Rubenstein, pemilik Camp Wingate Kirkland, Cape Cod di Massachusetts. Jika dia cenderung menempel Anda saat berada dalam situasi baru, pemilih makanan, atau terkadang mengompol, bicarakan dengan direktur perkemahan tentang kemungkinan untuk mengakomodasi kondisinya.

Persiapkan pekemah cilik Anda untuk belajar suatu pengalaman unik

Karena pergi ke perkemahan bisa menjadi saat pertama jauh dari keluarganya bagi anak usia ini, sukses mengatasi perpisahan adalah suatu pencapaian besar. Tentu saja tanpa ada orang tua di sekitar mereka, anak-anak belajar untuk mengatasi masalah besar dan kecil, anak-anak harus mencari tahu cara bekerja secara kolaboratif bersama anak-anak dan orang dewasa yang tidak terlalu memiliki kesamaan dengan mereka. Rasa mengandalkan diri sendiri yang tumbuh dari pengalaman seperti ini cenderung bertahan lama. "Begitu mereka kembali ke rumah, para pekemah seringkali merasa nyaman dan percaya diri saat berbicara dengan guru, pelatih, atau orang tua temannya, serta mereka bisa bekerjasama lebih baik dengan anak lain," kata Rubenstein.

Berkemah berarti anak Anda akan harus melepaskan dirinya sendiri dari permainan video portabelnya dan bisa bertahan tanpa televisi serta komputer, belum lagi AC. Keluar dari area nyamannya, dia mungkin mendapati dirinya menyukai buku saat membaca dengan senter di malam hari, menikmati menulis surat padahal sebelumnya dia tidak pernah menemukan waktu (atau punya alasan) untuk menulis, dan suka mencoba olahraga, hobi, dan bahkan makanan baru.

Mencari perkemahan yang tepat bagi anak Anda

Ada pilihan perkemahan seminggu atau beberapa minggu. Anda bisa memilih satu yang memiliki spesialisasi dalam olahraga, seni panggung, atau minat lainnya dan pilihlah perkemahan campur atau perkemahan satu jenis kelamin. Rekomendasi pribadi adalah salah satu cara untuk menemukan perkemahan potensial. Apapun yang Anda dengar, temui atau bicaralah dengan direktur perkemahan sebelum mengikutkan anak dan jika Anda tidak bisa melakukan tur keliling perkemahan, mintalah DVD atau lakukan tur virtual pada situs perkemahan tersebut.

Mengantisipasi rindu rumah

Bagaimana jika kesepian menyerang? Perkemahan memiliki strategi membantu anak-anak menghadapi rasa takutnya. Anak-anak yang lebih kecil mungkin dipasangkan dengan kakak pekemah yang membantu mereka dalam berkemah. Para konselor dilatih untuk menarik para pekemah ke dalam aktivitas yang akan mengalihkan perhatian mereka dari kekhawatiran dan membantu mereka lebih terhubung dengan perkemahan, kata Peg Smith, CEO American Camp Association. "Saat anak-anak memiliki jadwal padat berisi aktivitas menyenangkan, mereka tidak akan punya waktu untuk merindukan rumah," tambahnya.

Anak Anda mungkin tidak terlalu ingin kembali ke rumah lebih cepat jika dia memiliki teman. Ini akan membantu meringankan transisi, kendati demikian pastikan untuk menegaskan pemikiran bahwa perkemahan adalah tentang mendapatkan teman baru. Pertimbangkan dengan berhati-hati segala skenario yang memungkinkan. Misalnya, bagaimana jika sahabatnya tiba-tiba bersahabat baik dengan orang lain? Dia bisa merasa dicampakkan dan begitu pula sebaliknya. Bicarakan dengan anak Anda untuk mengetahui apa yang dipikirkannya. "Beberapa anak ingin menemukan kembali diri mereka sendiri di perkemahan dan mencoba kemampuan sosial baru dalam suasana yang segar, tapi yang lainnya lebih merasa nyaman mengetahui mereka akan menemui wajah-wajah familiar," kata Smith.

Jangan bergabung dalam sesi tersingkat hanya karena Anda berpikir ini akan lebih mudah bagi anak. Dalam perkemahan seminggu, dia mungkin baru merasa asiknya menjelang waktu pulang. Kata Michael Assel, PhD, lektor dan staf psikolog di The Children’s Learning Institute of The University of Texas Health Science center di Houston, "Jika dia paling tidak memiliki waktu dua minggu untuk menyesuaikan diri, dia akan mengatasi rasa kaget di awal karena berada jauh dari Mama dan Papa. Nantinya dia bahkan akan mendapatkan pengalaman berkemah yang lebih baik daripada jika hanya berkemah selama seminggu, karena dia sudah belajar cara mengatasi ketakutannya."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement