REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar menyayangkan wisata syariah Indonesia yang menurutnya kurang maju. Padahal tren wisata syariah di dunia sedang maju pesat.
"Tren wisata syariah, atau halal travel di dunia sangat maju pesat, namun justru di Indonesia kurang maju," ujar Sapta di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Kamis (29/1).
Sapta menyampaikan, fakta kemajuan pesat wisata syariah tersebut juga dikuak dalam forum Global Islam Economy beberapa waktu lalu. Sebagai narasumber dalam forum tersebut, Sapta juga mengaku cukup prihatin mengingat padahal Indonesia merupakan negara Muslim terbesar di dunia.
"Dalam forum tersebut digambarkan Muslim di dunia yaitu sekitar 1,6 milyar atau 25 persen dari keseluruhan penduduk dunia. Sektor makanan halal, kosmetik, travel yang berbasis syariah menunjukkan pertumbuhan pesat," kata Sapta.
Dia mencontohkan, beberapa negara di Asia seperti Malaysia, Thailand, Korea yang mengalami pertumbuhan wisata syariah cukup pesat. Bahkan di Prancis, Amerika dan juga Jerman.
"Ini hanya persfektif saja bahwa wisata syariah sudah mengglobal. Seperti Malaysia yang akan menggelar World Halal Summit April mendatang, Thailand yang maju akan makanan halalnya, Korea sebagai eksportir besar kosmetik halal di Asia dan sebagainya," katanya.
Di samping itu ia juga menambahkan, pihaknya akan terus mendorong terciptanya wisata syariah di Indonesia. Beberapa faktor yang telah didukung seperti sektor busana, destinasi wisata, perhotelan dan sebagainya.