Rabu 21 Jan 2015 07:22 WIB

Ini Cara Mencari Tahu Mengapa Anak Benci Bersekolah

Anak belajar
Foto: pixabay
Anak belajar

REPUBLIKA.CO.ID, Putra Debi Engstrom, John, senang saat pergi ke taman bermain, jadi ia beranggapan anaknya akan menyukai pergi ke Sekolah Dasar. Dan memang ia menyukainya, pada awalnya. Tapi di kelas dua, saat mewarnai dan pelajaran bercerita berganti dengan berbagai tes dan PR, John tak tahan lagi.

“Di saat yang sama anak-anak beralih dari proses belajar dengan bermain ke belajar yang mandiri, pelajaran dan pertemanan juga menjadi lebih rumit,” ujar Rebecca Branstetter, PhD, psikolog klinis yang bekerja di San Fransisco, area sekolah negeri. Berikut adalah keluhan yang biasa diterima orang tua dari anaknya yang sekolah dan cara mengatasinya, seperti dikutip dari www.parentsindonesia.com.

Temukan masalahnya

Andaikan putri Anda turun dari bus dan mengeluh, “Sekolah menyebalkan! Aku tak mau sekolah lagi!” Insting pertama Anda mungkin bertanya “Mengapa?”

Di usia ini, ia mungkin tidak bisa mengetahui apa penyebabnya atau mengungkapkannya, dan mungkin ia membutuhkan bantuan Anda untuk mengatakannya. Dr. Branstetter menyarankan pertanyaan “apa” seperti, “Hal kecil apa sih yang kamu sukai dari sekolah? Apa yang tidak kamu suka?” atau “Apa pendapatmu tentang teman-teman di kelas lain?” dengan tujuan mencari apa masalahnya.

Ingat, bahwa pertanyaan interogasi jarang berhasil, ujar Christopher Kearney, PhD, direktur University of Nevada, Las Vegas Child School Refusal dan Anxiety Disorders Clinic.

Tanya si kecil apakah guru atau teman sekelasnya yang membuatnya sedih, tapi jangan berfokus semata-mata pada penggencetan. Teman juga bisa menjadi penyebab masalah di kelas. Jika drama di kelas tentang bertukar sahabat telah membuatnya sendirian di waktu istirahatnya, ini cukup baginya untuk mengubah seluruh perilakunya di kelas.

Jika ia diejek, rasa malu akan menahannya untuk terbuka pada Anda. Atau mungkin gurunya kelewat tegas dan disiplin dan ia mengalami kesulitan mengatasi gaya otoriter seperti itu.

Jika tidak ada satu pun yang pas dengan kemungkinan di atas, coba cek kegiatan akademiknya. Hanya ada sedikit waktu bebas di kelas dua dan kelas tiga, dan si kecil bisa jadi kebingungan dengan banyaknya tugas dan ia tak punya kesempatan untuk bermain dengan teman-teman sekelasnya.

Proses belajar juga bisa jadi sumber permasalahan. Anak-anak yang terbiasa mendapatkan pelajaran yang mudah bisa jadi merasa frustasi saat membaca buku teks tebal atau pelajaran matematika yang rumit seperti perkalian dan menghitung waktu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement