REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan Muslim ke Korea Selatan diakomodasi dengan adanya buku kompilasi restoran ramah Muslim.
Ini agar wisatawan Muslim bukan hanya dapat menikmati makanan khusus Muslim, tapi juga makanan khas Korea yang halal.
Pada Januari-November 2013, wisatawan dari Timur Tengah mencapai 18.508 orang. Jumlahnya meningkatan 33 persen pada periode yang sama pada 2014 mencapai 24.612 wisatawan.
Jumlah wisatawan Muslim dari Malaysia dan Indonesia juga meningkat. Pada 2013 saja jumlahnya sudah mencapai 624 ribu orang, demikian disampaikan Korea Tourism Organization (KTO) Jakarta Office dalam siaran resmi diterima Jumat (16/1).
Karena itu, organisasi promosi pariwisata Pemerintah Korea Selatan, KTO, menerbitkan buku panduan Muslim-Friendly Restaurants in Korea untuk memudahkan wisatawan Muslim menemukan makanan halal selama di Korea. Buku panduan ini memperkenalkan sekitar 118 restoran yang tersebar di Korea.
Restoran-restoran tersebut dibagi ke dalam lima kategori, yaitu empat restoran halal-certified, 37 restoran self-certified, 24 restoran Muslim-friendly, 49 restoran Muslim-welcome, dan 4 restoran pork-free.
Restoran yang memiliki sertifikat halal adalah restoran yang memenuhi kriteria halal yang ditentukan oleh Korea Muslim Federation (KMF), yang sudah berdiri sejak tahun 1967. Untuk kategori self-certified merupakan restoran yang menggunakan bahan-bahan halal tetapi tidak memiliki sertifikat halal resmi.
Restoran yang dikelola oleh Muslim tetapi masih menjual alkohol masuk kategori Muslim-friendly. Kelompok restoran Muslim-welcome adalah restoran yang menyajikan menu vegetarian dan menu bebas daging babi.
Sementara restoran yang masuk dalam kategori pork-free adalah restoran yang tidak menyajikan daging babi tetapi memiliki daging tidak halal lain.
Buku ini juga mengelompokkan 36 menu makanan Korea yang terkenal ke dalam empat kelompok, yaitu sayuran saja, makanan hasil laut saja, sayur dan makanan hasil laut, dan makanan berbahan daging non babi.
''Makanan halal adalah faktor paling penting bagi wisatawan Muslim saat bepergian. Adanya panduan akan membantu mereka menemukan restoran halal selama di Korea,'' kata Direktur Timur Tengah KTO, Jeong Ki-jeong dalam peluncuran buku itu seperti dikutip The Korea Herald akhir Desember 2014 lalu.
Buku ini juga memuat ulasan umat Muslim di Korea termasuk Duta Besar Oman, Duta Besar Indonesia dan Ketua KMF, pelajar Muslim dan warga asing lain mengenai produk makanan halal di Korea.
Rata-rata wisatawan Timur Tengah menghabiskan 1.839 dolar per orang. Angka ini menempatkan mereka sebagai wisatawan dengan daya beli tertinggi ke tiga setelah Cina dan Rusia.
Sementara wisatawan Muslim dari Malaysia dan Indonesia masuk dalam 10 besar warga negara yang berkunjung ke Korea.
Dari pengamatan Republika, versi online buku panduan restoran dan makanan halal di Korea ini sudah bisa diakses di laman resmi visit korea. Beberapa restoran yang sudah mendapat sertifikat halal di Seoul yakni Salam, Kervan, dan Mr Kebab. Sebuah restoran lain yang sudah mendapat sertifikat halal KMF di luar Kota Seoul adalah Dongmun di Pulau Namiseom, Chuncheon.
Sementara sisanya adalah restoran yang umumnya adalah restoran Timur Tengah, Asia Selatan, Turki, Melayu dan Melayu. Sebagian menawarkan makanan berbahan daging dengan bumbu kaya rempah dan sebagian lain menyajikan menu sayuran dan makanan laut.
Selain makanan, di dalamnya juga terdapat toko-toko yang menjual bahan makanan halal, masjid dan tempat shalat, tips berwisata dan peta subway di Metropolitan Seoul.
Beberapa waktu sebelumnya, Direktur KTO Jakarta Office, Oh Hyon-jae mengatakan segera setelah buku panduan ini sampai di kantor KTO Jakarta, Oh akan mendistribusikannya kepada agen-agen perjalanan.