Jumat 09 Jan 2015 06:32 WIB

Anak Bisa Obesitas Sejak dalam Kandungan

Sejumlah siswa SD Budi Mulia Dua bermain permainan monopoli raksasa di sekolahnya di Seturan, Sleman, Yogyakarta. Pembelajaran siswa didik melalui permainan luar ruang yang memerlukan banyak gerakan bertujuan mengatasi obesitas dini.
Foto: Antara
Sejumlah siswa SD Budi Mulia Dua bermain permainan monopoli raksasa di sekolahnya di Seturan, Sleman, Yogyakarta. Pembelajaran siswa didik melalui permainan luar ruang yang memerlukan banyak gerakan bertujuan mengatasi obesitas dini.

REPUBLIKA.CO.ID, Penyebab obesitas pada anak ada dua faktor, yaitu genetik dan lingkungan. Dr Damayanti Rusli Sjarif SpA(K) menjelaskan bahwa anak yang menderita obesitas biasanya memiliki orang tua obesitas, jika salah satu orangtua menderita obesitas, maka 40 persen kemungkinan anaknya akan menderita obesitas. Sedangkan bila kedua orang tua menderita obesitas, risiko meningkat menjadi 70 persen.

Dr Jacques Bindels, direktur Scientific and R&D Danone Baby Nutrition untuk regional Asia Pasifik, menyatakan bahwa obesitas yang disebabkan sifat genetik dapat terjadi sejak bayi di dalam kandungan. “Untuk itulah diperlukan pengaturan nutrisi yang tepat setiap fase kehidupan, terutama dalam masa 360 minggu pertama dalam kehidupan,” tambahnya, seperti dikutip dari www.parentsindonesia.com.

Sementara itu menurut Dr Damayanti, faktor lingkungan yang berpengaruh, antara lain, jumlah kalori asupan makanan, “westernized food” di kantin sekolah, ketersediaan makanan produk industri makanan yang mudah diperoleh, harga kompetitif, promosi pada anak-anak, konsumsi soft drink, susu formula pada bayi, aktivitas fisik yang kurang, trotoar jalan yang seharusnya tempat anak berjalan kaki malah dipakai pedagang kaki lima, dan faktor keselamatan anak dari korban penculikan yang menyebabkan anak selalu diantar ke sekolah oleh orangtua dengan kendaraan sehingga mengurangi aktivitas fisik.

Penanganan obesitas pada anak harus dilakukan secara serius. Prancis termasuk negara yang berhasil mengurangi angka obesitas pada anak. “Sejumlah cara dilakukan oleh Prancis, antara lain mengontrol makanan dan minuman yang dijual di sekolah, melarang segala bentuk promosi dagang terhadap anak-anak, melarang makanan yang mengandung lemak, gula, dan garam untuk dijual,http://cms.republika.co.id/news/create kecuali industri makanan yang membayar pajak dan memasarkannya dengan sejumlah label peringatan kesehatan,” kata Prof W Philip T James MD, PhD, profesor nutrisi di London School of Hygene, yang juga menjadi Ketua International Association for The Study of Obesity.

Untuk mengurangi risiko obesitas pada anak yang sedang dalam masa pertumbuhan, Dr Damayanti membagi sejumlah tips. Pertama, ajak anak makan tiga kali sehari. Saat waktu mengudap, beri anak hanya air putih atau buah segar. Bukan jus buah atau minuman ringan yang manis.

Batasi konsumsi susu tinggi kalsium dan bebas lemak maksimal 500 ml per hari. Berolahraga minimal 30 menit dalam sehari dan lima kali dalam sepekan. Damayanti mengatakan, anak bisa diajak berjalan ke sekolah minimal 30 menit per hari dan 5 hari dalam seminggu.

Serta batasi menonton TV, videogames, dan komputer, maksimal 3 jam per hari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement