Selasa 06 Jan 2015 14:59 WIB

TMII Gagal Masuk UNESCO, Banyak Negara yang Simpatik

Rep: CR05/ Red: Winda Destiana Putri
Keong Mas, salah satu wahana favorit di Taman Mini Indonesia Indah (TMII)
Foto: Antara
Keong Mas, salah satu wahana favorit di Taman Mini Indonesia Indah (TMII)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Taman Mini Indonesia Indah (TMII) menilai bahwa sidang penetapan kegagalan TMII menjadi Warisan Tak Benda United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) November lalu, lemah.

Menurut Direktur Operasional TMII Ade F Meyliala, tim penilai dari UNESCO yaitu Intangible Cultural Heritage (ICH) dinilai tidak memahami secara utuh terkait TMII.

Bahkan vonis UNESCO terhadap Indonesia itu menurut Ade telah disikapi banyak negara. Ade mengatakan, negara-negara tersebut sangat simpatik terhadap Indonesia.

"Saya tidak bisa sebut negara-negaranya yang jelas banyak dari negara lain sangat simpatik," ujar Ade kepada Republika Online Senin (5/1) di TMII Jakarta.

Ade melanjutkan, selain itu tidak sedikit yang menilai, sistem sidang penetapan TMII tersebut buruk. Pun ketua sidang, kata Ade banyak yang menganggapnya lemah.

Lemah dikarenakan menurut dia, tidak memahami TMII secara komprehensif. Tidak sampai di situ, ia menambahkan, penilaian itu menurutnya juga sekaligus telah menyalahi aturan.

Ia mensinyair Intangible Cultural Heritage (ICH) sebagai penilai sekaligus tim pemberi rekomendasi soal Indonesia terhadap UNESCO sarat politik.

"Mereka menilai berdasarkan berkas, menggabung-gabungkannya. Saya yakin mereka enggak membaca, sehingga asal memberikan rekomendasi," kata dia.

Oleh karena itu menurutnya tidak heran bila banyak negara yang juga empati. Para negara tersebut berpendapat dengan usia sekaligus upaya TMII dalam melestarikan budaya, sudah layak masuk UNESCO.

"Banyak yang memberikan empati atas kegagalan ini. Penilaian ini juga mereka anggap sangat subyektif, berdasarkan emosional," tegas dia.

Sebelumnya Ade menyampaikan, kendati demikian, pihaknya tetap berupaya memperbaiki atau merevitalisasi TMII sebagaimana saran UNESCO.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement