Selasa 06 Jan 2015 14:20 WIB

Gagal, TMII Nilai Sidang UNESCO Picik?

Rep: CR05/ Red: Winda Destiana Putri
TMII
Foto: ROL/Santi Sopia
TMII

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Taman Mini Indonesia Indah (TMII) untuk kedua kalinya gagal ditetapkan sebagai Warisan Dunia Tak Benda oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).

Terkait itu, TMII merasa bahwa pihaknya layak kendati tidak membantah jika perbaikan atau revitalisasi tetap diperlukan.

Direktur Operasional TMII Ade F Meyliala mengatakan, prinsip-prinsip TMII sudah sesuai dengan visi misi konvensi UNESCO sendiri. Bahkan menurutnya TMII sudah menjalankannya sejak jauh hari sebelum konvensi terbentuk.

"Buku apa dan siapa TMII sudah jelas," ujar Ade kepada Republika Online di ruangannya di TMII Jakarta, Senin (5/1) kemarin.

Ade menduga justru Intangible Cultural Heritage (ICH) sebagai penilai sekaligus tim pemberi rekomendasi soal Indonesia terhadap UNESCO, dinilai kurang paham. Penilaian yang dilakukan hanya berdasarkan data-data dalam berkas menurutnya cukup picik.

"Menurut saya ini picik. Mereka tidak paham isinya. Mereka juga tidak pernah datang ke TMII. Saya yakin bahkan berkas yang diajukan juga tidak dibaca," kata dia.

Kalaupun dibaca, rekomendasi yang diberikan ICH disinyalir Ade asal-asalan. Indikator ketidakpahaman itu juga menurut Ade salah satunya umur ICH yang masih terbilang baru.

Bagi Ade sidang yang berdasarkan pada rekomendasi ICH itu lemah. Penilaian atau rekomendasi dari ICH pada UNESCO tersebut sangat subyektif.  

"Kita tetap menerima tetapi apa yang mereka rekomendasikan sangat subjektif tidak sesuai penilaian yang baik, kriteria yang ada," terang dia.

Kendati demikian, sebelumnya TMII juga akan berupaya mengajukan kembali pada UNESCO 2016 mendatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement