REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Operasional Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Ade F Meyliala mengaku gagalnya TMII masuk United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) dikarenakan masih dievaluasi oleh tim penilai UNESCO.
Pada penilaian November lalu, TMII mendapat nilai negatif atau mengalami kegagalan untuk kedua kalinya masuk organisasi dunia tersebut sejak 2011 silam.
"Karena itu kami akan kembali mengajukan pada 2016 mendatang," ujar Ade saat ditemui di kantornya, TMII Jakarta, Senin (5/1).
Ade menjelaskan, tidak lolosnya taman yang dikenal sebagai miniatur Indonesia ini bukan berarti TMII tidak layak disebut sebagai warisan dunia. Ia mengaku menerima keputusan UNESCO namun juga sekaligus kecewa.
"Jangan berpikir karena tidak lolos bahwa TMII jadi dinilai semata-mata jelek dan tidak layak kita sebut warisan dunia," kata dia.
Seperti diketahui kata Ade, TMII sudah berusia hampir 40 tahun. Menurut dia, prinsip-prinsip Intangible Cultural Heritage (ICH) sebagai tim perekomendasi Indonesia terhadap UNESCO justru sudah dijalankan TMII bahkan jauh sebelum konvensi tersebut terbentuk.
ICH baru terbentuk pada 2003. Dikatakan lebih lanjut, seharusnya ICH kata dia tidak terlalu melakukan intervensi terlalu jauh.
"Jadi ini konvensi baru, terlebih penilaiannya hanya menilai dari kumpulan berkas-berkas. Serta menurut saya penilaian ini juga subyektif bukan obyektif," kata dia.
Ade menilai ada yang tidak beres dalam tubuh konvensi tersebut. Adapun persoalan ini kata Ade sarat dengan politik. Soal UNESCO khususnya Tak Benda juga menurutnya tengah bermasalah.
Kendati begitu Ade menambahkan, akan senantiasa memperbaiki TMII agar jauh lebih baik lagi dari segi fasilitas, inovasi, maupun lainnya.