REPUBLIKA.CO.ID, Bayi yang memiliki risiko tinggi terkena obesitas disarankan untuk menyusui lebih lama. Semakin lama bayi disusui, maka semakin berkurang kemungkinan mereka kelebihan berat badan.
''Menyusui lebih lama akan tampaknya memiliki efek protektif terhadap gejala awal kelebihan berat badan dan obesitas,'' ujar peneliti Stacy Carling, kandidat doktor nutrisi di Cornell University, seperti dikutip dari US News, Selasa (23/12). Carling dan koleganya meneliti 95 anak dari sejak lahir hingga usia 2 tahun.
Mereke melacak berat badan dan panjang anak selama itu. Lalu membandingkannya dengan perkembangan anak dan berapa lama ia disusui. Anak-anak berisiko kelebihan berat badan diantaranya bila lahir dari ibu yang kegemukan, ibu dengan pendidikan rendah, dan ibu yang merokok selama hamil. Anak-anak itu berisiko 59 persen mengalami kegemukan.
Diantara anak-anak yang berisiko tinggi kegemukan, bayi yang disusui lebih dari dua bulan lebih berisiko dua kali terkena obesitas dibandingkan dengan yang disususi hingga setidaknya empat bulan. Studi yang dilakukan Carling belum bisa membuktikan kalau menyusui mengurangi risiko obesitas.
Tapi ada beberapa alasan yang bisa mengaitkan antara menyusui dengan berkurangnya risiko berkurangnya dampak kegemukan. ''Menyusui bisa memberi perkembangan yang maksimal untuk mengetahui sinyal kelaparan dan kekenyangan. Termasuk mencegah beberapa perilaku yang bisa menyebabkan kegemukan dan obesitas,'' kata Carling.
Menyusui, terutama yang sesuai permintaan bayi dibandingkan dengan yang menjadwalkan menyusui, membiarkan bayi makan ketika ia lapar. Sehingga menimbulkan kemampuan untuk mengontrol rasa lapar. ''Ketika bayi menyusui, dia bisa mengontrol berapa banyak susu yang didapatnya dan berapa sering, menimbulkan respons alami dari sinyal lapar dan kenyang bayi,'' katanya.