Kamis 18 Dec 2014 10:40 WIB

Belajar Mengenai Tanaman di Kampung Djamoe Organik

Rep: Desy Susilawati/ Red: Winda Destiana Putri
Proses meracik jamu di KADO
Foto: ROL/Desy Susilawati
Proses meracik jamu di KADO

REPUBLIKA.CO.ID, CIKARANG -- Ingin berilbur akhir tahun? Bosan dengan suasana pantai, pegunungan, atau taman rekreasi.

Anda bisa mencoba datang ke Kampung Djamoe Organik (KaDO) Martha Tilaar yang berlokasi di Jalan Raya Cibarusah pintu II kawasan industri EJIP Cikarang Selatan, Jawa Barat.

Ditempat ini Anda selain bisa berlibur juga bisa menambah wawasan tentang tanaman obat, aromatik dan kosmetik (TOKA).

Lahan seluas 10 hektar milik PT Martina Berto Tbk ini dipenuhi dengan TOKA yang berjumlah sekitar 650 spesies. Misalnya tanaman mahoni bisa untuk hipertensi, pandan wangi bisa untuk cemceman, kembang sepatu bisa untuk memutihkan. Sebagian ada yang sudah berhasil dipanen, dikeringkan, diolah, dan dikonsumsi.

Begitu memasuki area ini, sambutan hangat terasa dari senyuman dan sapaan petugas ketika memasuki gerbang KaDO. Selanjutnya Anda akan dipandu oleh seorang tour guide.

Sebelum berkeliling kebun, Anda akan disuguhkan welcome drink berupa lemon grass tea. Minuman ini terbuat dari sereh yang bagus untuk persendian, masuk angin, juga radang tengorokan dan pilek.

Setelah itu, Anda akan diajak mengenal TOKA. Pemandu Wisata bernama Wawan menjelaskan mengenai jenis-jenis tanaman disana, juga manfaatnya. Ia juga langsung menjawab pertanyaan pengunjung. Karena sudah lama bekerja disana, Wawan sudah paham betul jenis tanaman dan manfaatnya. Ia juga dengan luwes menjelaskan hal tersebut kepada pengunjung.

Anda juga bisa menyaksikan langsung proses pemilihan tanaman untuk dijadikan jamu. Dari mulai pemilihan daun, pencucian, sampai pengeringan daun. Disana juga Anda bisa menemukan daun-daun, batang atau rimpang yang siap dijadikan ramuan. Bahkan Anda bisa mendapatkan jamu yang sudah siap seduh atau yang siap diminum langsung.

Walaupun berada di wilayah Cikarang yang cenderung panas, tapi KaDO yang sudah berdiri sejak tahun 1995 ini sejuk, tenang, nyaman dan hijau. Anda bisa menikmati udara segar dan sejuk selama berada disana.

Usai berkeliling, Anda bisa bersantai dan menikmati cemilan atau makan siang di rumah Manado. Atau di dekat danau yang disulap menjadi sebuah tempat makan. Danau ini bisa berubah warna.

Sebenarnya, lahan ini pada tahun 1994 masih berupa tanah gersang yang dikelilingi pabrik. Setelah sekitar empat tahun dikelola dengan baik, lahan ini mulai dapat ditanami. Itupun ketebalan tanahnya hanya sekitar 15 sentimeter. Selebihnya cadas.

Pada tahun 1997 dilakukan pembukaan lahan. Barulah di tahun 2008, KaDO diberdayakan untuk kunjungan wisata. Perpaduan antara konsep pendidikan, pembelajaran, permainan, riset, bisnis, pertanian yang dikembangkan KaDO berhasil memikat banyak pengunjung, mulai dari anak SD hingga mahasiswa bahkan kaum profesional.

Cukup dengan uang Rp 15 ribu saja, Anda bisa bertamasya sekaligus menambah ilmu pengetahuan. Tertarik untuk berkunjung kesana? Lokasinya tak jauh dari Jakarta.  Anda hanya membutuhkan waktu sekitar dua sampai tiga jam untuk menuju lokasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement