Rabu 03 Dec 2014 05:38 WIB

Banyak Kasus Pelecehan di Taj Mahal, India Canangkan UU Baru

Rep: CR05/ Red: Winda Destiana Putri
Beberapa turis menjadikan Taj Mahal sebagai spot foto yang menarik
Foto: Dailymail
Beberapa turis menjadikan Taj Mahal sebagai spot foto yang menarik

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Akibat terjadinya banyak kasus pelecehan oleh calo dan pengemis kepada wisatawan, menjadikan jumlah pengunjung wisata ke India semakin menurun.

Salah satunya penurunan 10 persen pengunjung ke tempat wisata paling terkenal India yaitu Taj Mahal, dianggap disebabkan maraknya kasus pelecehan dari para calo kepada wisatawan.

Oleh karena itu, untuk membenahi kondisi tersebut, Menteri Pariwisata India Mahesh Sharma mengusulkan Undang-Undang baru yaitu larangan bagi calo atau pengemis di tempat wisata India untuk menyentuh wisatawan.

Menteri baru tersebut berjanji akan menindak tegas calo yang ditemukan telah melecehkan wisatawan selama pertemuan dengan delegasi pariwisata.

 

"Akan ada tindakan keras terhadap calo yang ditemukan melecehkan wisatawan mancanegara. Ini tidak akan ditoleransi, " kata Mahesh seperti dikutip dari Dailymail, Rabu (3/12).

Dikarenakan kondisi tersebut, sebagian besar pengunjung terutama yang pernah mengalami pelecehan di kawasan Taj Mahal, mengeluh di forum online maupun langsung melaporkannya ke pejabat pariwisata.

"Menteri Pariwisata menyadari kesulitan yang dihadapi oleh para wisatawan, terutama perempuan. Dia menyatakan keprihatinan dan mengatakan UU baru itu akan segera diimplementasikan untuk menghentikan kasus pelecehan itu, " kata Rajiv Tiwari, Presiden Federasi Asosiasi Travel Agra.

Rajiv melanjutkan, banyak wisatawan baik domestik maupun asing pengunjung Taj Mahal yang memutuskan pulang kembali ke rumahnya dikarenakan seringkali tertipu, diancam atau dilecehkan para calo.

Baik calo pemandu wisata, supir taksi atau angkutan umum, sampai pemilik hotel yang tega melakukan kejahatan dengan berbagai cara penuh rekayasa agar bisa meraup uang pengunjung.

Hasil liputan media di seluruh dunia menunjukkan pertumbuhan kejahatan terhadap perempuan terutama perkosaan brutal di India cukup signifikan.

Disusul kasus kematian seorang mahasiswa 23 tahun di sebuah bus di Delhi pada Desember 2012, kian menambah buruk citra bisnis pariwisata India.

Maka, selain UU baru, Sharma juga mencanangkan pembuatan taksi wisata yang lebih aman dengan memasang chip elektronik untuk melacak gerakan penjahat.

Sharma juga menambahkan upaya tersebut akan membantu melindungi wisatawan baik domestik maupun internasional.

"Pada tahap awal rencana pembenahan kondisi ini, kami akan beri pelayanan untuk wisatawan misalnya setelah turun di bandara, mereka akan diberikan pilihan untuk bepergian dengan Enabled Chip taksi yang akan diamankan. Lengkap dengan biodata supir taksi. Ini akan diimplementasikan tiga bulan ke depan," katanya.

Pembentukan pusat fasilitas pariwisata dan peluncuran layanan heli untuk meningkatkan konektivitas juga merupakan beberapa hal yang menjadi prioritas Sharma. "Saya bersumpah untuk membenahi semua dan menjadikan pariwisata India berkelas tinggi," tutup dia.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement