Rabu 22 Oct 2014 08:37 WIB

AS Terapkan Pembatasan Wisatawan Terkait Ebola

Rep: Gita Amanda/ Red: Winda Destiana Putri
Presiden AS Barrack Obama saat berbicara tentang wabah ebola di New York (26/9).
Foto: Reuters
Presiden AS Barrack Obama saat berbicara tentang wabah ebola di New York (26/9).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat menerapkan kebijakan baru terkait pembatasan wisatawan asal tiga negara terparah ebola. Mereka yang terbang ke AS akan dirujuk ker lima bandara utama, untuk menjalani serangkaian pemeriksaan virus.

Kantor berita Reuters melaporkan, pembatasan penumpang asal Liberia, Sierra Leone dan Guine diumumkan oleh Departemen Keamanan Dalam Negeri AS serta mulai berlaku pada Rabu (22/10). Tindakan pencegahan ini berada sedikit di bawah rencana Parlemen AS untuk menerapkan aturan larangan perjalanan.

Wisatawan asal ketiga negara itu akan menjalani tes pemeriksaan suhu, untuk mendeteksi tanda-tanda infeksi ebola. Lima bandara yang menjadi rujukan antara lain, John F. Kennedy di New York, Newark di New Jersey, Washington Dulles di Atlanta dan Bandara O'Hare Chicago.

Menteri Keamanan Dalam Negeri AS Jeh Johnson mengatakan dalam sebuah pernyataan, pihaknya kana bekerja sama dengan maskapai penerbangan untuk menerapkan pembatasan ini. Namun ia memastikan akan meminimalkan gangguang perjalanan bagi para pengguna jasa penerbangan.

"Jika ditangani maskapai penerbangan, beberapa wisatawan yang terkena dampak harus menghubungi maskapai untuk pemesanan ulang sesuai kebutuhan," kata Johnson.

Sejumlah maskapai penerbangan yang telah bekerja sama antara lain, Delta Air Lines, United Airlines, American Airlines. Dari ketiga maskapai memang tak ada yang melakukan penerbanan ke negara-negara yang terkena dampak ebola. Tapi mereka kemungkinan bisa mengangkut penumpang dari negara-negara tersebut, dalam penerbangan lanjutan.

Wabah ebola terburuk telah melanda Afrika Barat. Tercatat kasus ebola telah menewaskan lebih dari 4.500 orang, sebagian besar berasal dari Liberia, Sierra Leone dan Guinea.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement