Kamis 09 Oct 2014 05:10 WIB

Konsumen Rajin Sisihkan Pengeluaran Demi 'Gadget' Baru

Peneliti menemukan fakta bahwa permainan tertentu yang diunduh di gadget bisa menekan perilaku gugup.
Foto: Reuters
Peneliti menemukan fakta bahwa permainan tertentu yang diunduh di gadget bisa menekan perilaku gugup.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keberadaan "gadget" telah menjadi salah satu kebutuhan penting bagi konsumen di Indonesia sesuai hasil survei yang menyatakan mereka siap menyisihkan pengeluaran demi membeli perangkat elektronik itu dalam waktu setahun ke depan.

Hasil riset Accenture yang diterima di Jakarta, Rabu (9/10), menunjukkan hingga 55 persen dari 1.000 konsumen yang disurvei menyatakan akan menyisihkan pengeluarannya demi membeli gadget baru dalam 18 bulan ke depan.

Mereka terdiri 81 persen konsumen di antaranya berencana untuk membeli smartphone dan 61 persen ingin beralih ke ponsel yang berlayar lebih besar dalam tahun berikutnya. Sebagian konsumen ini menyampaikan pilihan ganda atau keduanya, sehingga jumlah persentasenya lebih dari 100 persen.

Riset mengenai konsumsi digital itu menunjukkan konsumen Indonesia menginginkan produk yang baru dan inovatif dengan 41 persen ingin menjadi yang pertama untuk memiliki suatu perangkat atau mencoba produk dan layanan yang terbaru.

"Konsumen ingin perangkat yang terbaru dan paling inovatif. Mereka tidak hanya berencana untuk mengejar ketinggalan teknologi dan mengganti produk yang ada, namun kebanyakan dari mereka akan menambah jumlah perangkat dari yang mereka miliki saat ini," kata Managing Director for Communication, Media & Technology dan Customer Relationship Management Accenture Tore Berg.

Jumlah peminat perangkat terbaru dan inovatif itu disebut Berg lebih banyak dibanding pasar yang berkembang di negara lain, menjadikan Indonesia sebagai pasar gadget yang potensial.

Konsumen Indonesia juga sedang mempersiapkan diri untuk menyambut gaya hidup yang serba digital, antara lain disebabkan karena para inovator mendorong konsumen memakai lebih dari satu perangkat.

"Jejaring sosial atau aplikasi juga menjadi satu bagian dari produk akhir, maka dari itu perusahaan perlu mempertimbangkan hal ini sebagai aspek yang penting dalam mengembangkan perangkat," kata Berg menambahkan.

Riset Accenture Digital Consumer tahun 2014 mensurvei 1.000 pengguna internet di Indonesia mengenai penggunaan dan kecenderungan dalam membeli perangkat elektronik, konten dan layanan digital.

Selain gadget, riset tersebut juga melemparkan pertanyaan mengenai koneksi internet dan hasilnya menunjukkan sebagian besar pengguna internet di Indonesia merasa kecewa dengan kualitas layanan.

Sebanyak 86 persen melaporkan gangguan dan adanya isu dalam mengakses program TV dan film dari koneksi "broadband" di rumah.

Kekecewaan itu menyebabkan sebanyak 60 persen konsumen menyatakan bersedia membayar lebih untuk koneksi yang lebih cepat dan 62 persen rela membayar lebih untuk akses cepat "kapan saja, di mana saja".

"Riset ini menunjukkan bahwa koneksi broadband tidak berhasil memenuhi ekspektasi konsumen. Konsumen bersedia untuk membayar lebih agar koneksi sama sekali tidak terganggu. Riset ini menyoroti pentingnya kualitas," kata Communication, Media & Technology Lead, Accenture Indonesia Wong Tjin Tak.

Untuk tahun 2014, Accenture melakukan survei konsumen digital terhadap 23.000 pengguna internet di 23 negara di seluruh dunia sesuai dengan keadaan pasar saat ini dan pasar berkembang, termasuk 1.000 konsumen di Indonesia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement