REPUBLIKA.CO.ID,WONOSOBO--Sekitar pukul 10.00 WIB, Republika bersama rombongan beranjak ke Dieng bagian barat yaitu ke Kabupaten Banjarnegara. Di kawasan ini, Republika menyaksikan lahan lebih tampak hijau daripada Dieng di kawasan timur.
Di Dieng kawasan Barat, tepatnya di Desa Pekasiran, Batur, Banjarnegara sudah mulai digalakkan penanaman eucalyptus sejak tahun 2011. “Petani disini mengambil bibit dari kelompok tani, gratis,” ujar salah seorang anggota kelompok tani.
Masyarakat di Desa Pekasiran sudah mulai menyadari manfaat tanaman tersebut terhadap lingkungan hutan. Tanaman ini dapat mencegah terjadinya degradasi lahan atau konservasi. Selain itu, dari sisi ekonomi, eucalyptus juga dapat mendatangkan pendapatan yang cukup tinggi.
Rombongan pun beranjak ke Desa Pegundungan, Pejawaran, Banjarnegara. Di desa Pegundungan, tanaman yang menjadi andalan bukan lagi kentang. Namun, jagung dan kubis atau kol menjadi tanaman unggulan. Selain itu, beberapa tanaman keras juga menjadi unggulan seperti kopi Arabika.
Karena jagung menjadi tanaman idola masyarakat di Desa Pegundungan, maka ibu-ibu mengolah jagung menjadi nasi jagung instan untuk dijual. Namun, Kepala Desa setempat mengatakan masih menghadapi kendala dalam pemasaran.
Sekretaris Gapoktan Tani Asri Desa Pegundungan Hadri mengatakan, masyarakat setempat juga mengembangkan potensi swasembada energi gas rawa.
Gas rawa ini berhasil menghidupkan sumber air. Gas rawa ini banyak digunakan untuk kebutuhan memasak. Meskipun tidak kesemuanya menggunakan manfaat dari gas rawa tersebut.