REPUBLIKA.CO.ID, Membahas berbagai hal di sosial media menurut psikolog anak dan remaja Roslina Verauli ada sisi baiknya.
Sisi baik itu, lanjut Roslina, adalah jika si pembaca mengambil sisi positif dari apa yang terpampang di media sosial dan menjadikannya sebagai motivasi.
"Sebaliknya, apa yang diunggah ke media sosial tersebut juga dapat memicu isu-isu negatif dan pertengkaran apabila tidak diperhatikan lebih lanjut," katanya.
Roslina menjelaskan mencurahkan isi hati atau akrab disebut "curhat" melalui media sosial seperti yang dilakukan oleh para remaja ini merupakan sesuatu yang sehat dan penting.
"Dalam sebuah riset dikatakan bahwa seseorang yang bisa meluangkan waktu untuk curhat akan lebih sehat secara emosional dan fisik," ujarnya.
Menurut dia, yang tidak sehat dari kebiasaan "narsis" di media sosial ini adalah jika berada 24 jam di dalamnya.
Curhat di media sosial sudah tidak sehat jika si remaja tidak menyeimbangkan dengan aktifitasnya di dunia "offline" atau dunia nyata. "Aktivitas di media sosial hingga harus berurusan dengan pihak kepolisian dan lain sebagainya merupakan salah satu contoh curhat yang berlebihan," katanya.
Roslina melanjutkan, media sosial juga memiliki "etika internet". Dia mengingatkan agar hal tersebut diperhatikan oleh para remaja yang aktif di media sosial, apalagi bagi mereka yang sering sekali meluapkan emosi.