Selasa 23 Sep 2014 13:45 WIB

Ini Alasan Kartun dengan Kekerasan Tak Boleh Ditonton

Anak dan Televisi. Ilustrasi.
Foto: huffingtonpost
Anak dan Televisi. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, Peringatan dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) tentang tayangan yang mengandung kekerasan bagi anak perlu diperhatikan orang tua.

Berdasarkan data dari laman Kidshealth.org, rata-rata anak Amerika akan menyaksikan 200 ribu tindakan kekerasan di televisi saat ia berusia 18 tahun. Akibatnya, anak jadi tidak peka terhadap kekerasan dan jadi lebih agresif. Karena itu tayangan televisi yang diketahui orang tua tidak baik harus dibatasi, sebab tayangan tersebut mempromosikan kekerasan dengan cara yang lucu dan menarik anak.

Dalam tayangan kartun yang mengandung kekerasan dilakukan oleh tokoh yang 'baik' atau 'lucu'. Tokoh-tokoh ini pun menjadi pujaan anak.

Meski orang tua mengajarkan anak tidak boleh memukul, tapi televisi kerap mengajarkan sebaliknya. Lewat tokoh kartun, anak diajarkan tidak apa untuk menggigit, memukul, atau menendang jika Anda adalah tokoh yang baik. Anak kemudian jadi bingung. Tokoh yang jahat di televisi juga tidak selalu diperlihatkan mendapat hukuman atau disuruh bertanggung jawab saat melakukan tindakan yang tidak benar.

Pada balita, gambar yang menakutkan dan memperlihatkan kekerasan bisa membuat mereka takut. Sebatas mengatakan pada anak kalau gambar-gambar itu tidak nyata, tidak akan menenangkan anak. Itu karena anak belum bisa membedakan antara kenyataan dan dunia fantasi. Akibatnya, anak jadi bisa mengidap masalah perilaku, bermimpi buruk, dan kesulitan tidur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement