REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, akan menggelar Festival Rujak Soto di Taman Blambangan pada Sabtu (20/9) mendatang, sebagai salah satu agenda pariwisata untuk mempromosikan kuliner khas daerah setempat.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan pesta kuliner rujak soto digelar bersamaan dengan agenda pariwisata lainnya yakni Banyuwangi Batik Festival.
"Kami sengaja menyatukan dengan agenda Festival Batik agar wisatawan bisa menikmati berbagai ajang secara bersamaan. Semakin panjang siklus tujuan wisata, dengan strategi yang tepat, tentu semakin besar pula belanja wisatawan untuk menggerakkan ekonomi lokal," katanya, Selasa (16/9).
Rujak soto merupakan salah satu kuliner khas daerah berjuluk "The Sunrise of Java", yang memadukan dua makanan dalam satu kemasan, yakni rujak cingur dan soto. Selain rujak soto, Banyuwangi masih memiliki kuliner khas lainnya, seperti nasi tempong dengan cita rasa pedasnya dan pecel rawon.
Sementara perhelatan Banyuwangi Batik Festival (BBF) 2014 digelar selama tiga hari mulai 18 hingga 20 September dengan beragam agenda kegiatan, antara lain lomba desain batik, lomba busana batik, peragaan busana massal, dan lainnya.
Menurut bupati, Festival Rujak Soto merupakan bagian dari pengembangan wisata kuliner untuk memberdayakan masyarakat sebagai pelaku ekonomi. "Melalui festival ini, cita rasa dan penampilan rujak soto akan meningkat. Penjual akan tahu bagaimana cara penyajian yang menarik wisatawan. Sebagai tindak lanjutnya, nantinya kami ingin ada pengemasan bumbu rujak soto yang dipasarkan siap saji dan bisa mendapat pesanan pembelian dari berbagai daerah," tambahnya.
Ia menambahkan festival akan diikuti ratusan peserta yang berasal dari para penjual rujak soto, koki hotel dan restoran, serta masyarakat umum berlomba menjajakan makanan khas rujak soto.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Banyuwangi Alief Rahman mengatakan dalam festival ini, poin utama yang menjadi penilaian adalah cara mengulek atau mengolah bumbu, dengan proses pembuatan hingga penyajian membutuhkan waktu sekitar 15 menit. "Dalam batas waktu itu, rujak soto sudah harus siap dihidangkan. Bisa dibayangkan betapa serunya acara nanti, karena waktunya cukup pendek dan bumbu-bumbu yang harus diolah cukup banyak," katanya.
Alief Rahmad berharap melalui festival ini, pihaknya ingin mempromosikan makanan khas Banyuwangi agar semakin dikenal luas oleh masyarakat dari berbagai daerah.
Sebagai pelengkap festival ini, beberapa suguhan kuliner khas lokal juga diperkenalkan, seperti sego gepuk remuk, sayur lompong Osing, soto dan bakso Osing, tahu petis gandrung, pecel rawon, sego tempong, rujak bakso, dan kare kepala ikan Blambangan.