REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Praktisi Multiple Intelligence and Holistic Learning, Ayah Edy menyarankan agar orangtua perlu membekali diri dengan pengetahuan tentang edukasi seks yang mencakup self defense system, left brain system, dan brain response system.
“Mengenai self defense system, orangtua perlu memberi pemahaman pada anak bagaimana dia melindungi dirinya dan menjaga diri dari kekerasan seksual, yaitu dengan memperkenalkan pada anak nama-nama organ tubuh dan organ reproduksi serta fungsinya masing-masing dengan menggunakan nama yang benar,” tegasnya.
Yang kedua, mengenai left brain system, yakni mengajarkan pendidikan seks lewat otak kiri anak. Karena cara kerja otak kiri adalah merespon hal-hal yang bersifat sains seperti berhitung, membaca, menulis, dan ilmu pengetahuan (science).
Pendidikan seks yang ditangkap oleh otak kiri akan merespon bagian tubuh sebagai anggota tubuh biasa yang mempunyai fungsinya masing-masing, yakni membuat anak melihat segala sesuatunya dengan science, seperti halnya seorang dokter menghadapi pasien. Sedangkan otak kanan merespon hal-hal yang terdiri dari imajinasi, bahasa, kreativitas, seni, dan budaya.
Sedangkan brain response system, hal ini diperlukan agar anak memiliki daya tolak, jika ada ancaman kekerasan seksual pada dirinya. Contohnya, anak akan berani berteriak minta tolong, berlari dan mencari pertolongan jika ada orang lain yang menyentuh organ vitalnya.
“Pendidikan seks usia dini perlu dilatih dan dipraktekkan langsung pada setiap anak secara perorangan ataupun bersama-sama dan bukan hanya diceritakan saja,” urai Ayah Edy.
Pelatihan ini perlu di segarkan kembali dan diulang-ulang minimal setiap enam bulan sekali agar anak memiliki “yang benar terhadap setiap ancaman yang datang tak terduga.