Selasa 02 Sep 2014 08:07 WIB

Tertawa Efektif Kurangi Risiko Pikun

Rep: MG ROL 25/ Red: Hazliansyah
Tertawa. Ilustrasi
Foto: Times of India
Tertawa. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA -- Sebuah penelitian yang dilakukan Loma Linda University di California, menunjukkan humor dapat mengurangi kerusakan memori. Kerusakan memori sendiri disebabkan oleh hormon stres kortisol. 

Dr. Gurinder Singh Bains, pemimpin penelitian tersebut, menyatakan otak sangat rentan terhadap penyakit mental. Pada gilirannya, stress bisa meningkatkan kortisol, dan merusak neuron di otak. Akibatnya, stress bisa memperburuk memori, terutama pada individu usia lanjut.

Fakta berikutnya menunjukan tertawa bisa menjadi pereda stress. Tim peneliti membuktikan, menonton video lucu bisa mengurangi tingkat produksi kortisol, dan meningkatkan kinerja memori di otak.

Sebelumnya, para peneliti melakukan percobaan pada dua kelompok dengan usia lanjut. Satu kelompok terdiri dari para penderita diabetes, dan kelompok lain merupakan orang-orang dengan kesehatan prima. Kedua kelompok diminta melihat video lucu selama 20 menit, sebelum melakukan tes visual, dan daya ingat belajar.

Hasilnya, peneliti menemukan penurunan kadar kortisol yang signifikan. Mereka juga menunjukan peningkatan dalam daya ingat, kemampuan belajar, dan penglihatan. Kelompok diabetes bahkan menunjukan kemajuan yang lebih besar dalam tes memori.

Tertawa melepas endorfin dan dopamin di otak, yang menghasilkan perasaan nyaman dan nikmat. Tawa juga mengubah neurokimia di otak, yang memproduksi frekuensi gelombang gamma lebih banyak. Sehingga, neurokimia ini dapat memperpanjang daya ingat.

“Terapi humor perlu diterapkan pada orang dewasa yang rentan penurunan memori,” tutur Dr.Bains.

Ia menyatakan, tertawa lebih jauh bisa meningkatkan kualitas hidup. Tertawa sangat bermanfaat untuk pengembangan pikiran, tubuh, dan jiwa, dikutip dari Medical News Today. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement