Selasa 01 Jul 2014 23:04 WIB

Antara Santan Segar dan Instan (2-habis)

Rep: Mgrol22 / Red: Chairul Akhmad
Santan segar.
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Santan segar.

REPUBLIKA.CO.ID, Ahli gizi Dr Yustina Anie Indriastuti MSc SpGK menjelaskan, sejatinya tidak banyak perbedaan antara santan segar dan santan instan.

Begitu pula kandungan gizinya, tidak berbeda jauh. Santan instan sangat ideal untuk membuat kue. “Selain bersih, rasanya pun lebih manis,” kata Yustina.

Santan instan adalah santan alami dari kelapa asli yang diproses dengan penambahan bahan pengemulsi dan pengawet (yang diizinkan). Hal inilah yang membuat santan instan bisa tahan lebih lama.

Berbeda dengan santan instan, santan segar terbuat dari buah kelapa asli yang sudah tua. Semakin tua kelapa, semakin banyak dan semakin kental santan yang dihasilkan. Sayangnya, santan murni tidak tahan lama sehingga sebaiknya langsung digunakan setelah diperas karena mengandung mikroba yang menyebabkan cepat kedaluwarsa.

Perhatikan kemasan

Jika santan instan menjadi pilihan Anda untuk mengolah beragam makanan, luangkan sedikit waktu untuk mengamati kemasannya saat membeli. Pastikan kemasan masih dalam kondisi bagus.

Jangan memilih santan instan yang kemasannya terlihat kurang bagus, seperti penyok, rusak, dan berdebu. Kondisi kemasan yang tidak bagus bisa menjadi pertanda santan yang ada di dalamnya sudah tidak layak pakai.

“Kalau terlihat kemasannya sudah rusak, kontaminasi masuknya kuman sangat memungkinkan,” ujar Yustina.

Selain memperhatikan kemasan, ada baiknya buka sedikit kemasannya untuk melihat santan yang ada di dalam, apakah berbau tengik atau tidak. Jika tercium bau tengik, artinya santan tersebut sudah tidak layak pakai. “Apalagi, jika santannya sudah menggumpal.”

Jangan lupa pula memperhatikan tanggal kedaluwarsa yang tertera pada kemasan. Dalam hal ini, jangan memilih produk yang sudah lewat tanggal kedaluwarsanya. “Bila melihat hal ini, masyarakat bisa melaporkannya kepada pihak toko agar menarik produk tersebut,” ujar alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu.

Seperti halnya santan segar, santan instan pun bisa disimpan bila tak semuanya terpakai untuk memasak. Cara menyimpannya cukup sederhana. “Tutup kembali kemasannya hingga rapat, lalu dimasukkan ke kulkas.”

Pada intinya, menurut Yusnita, masyarakat harus memilih bahan makanan yang berkualitas dengan cara memilih produk secara cermat. “Dunia usaha sekarang makin tidak peduli akan kualitas bahan pangan yang mereka jual.”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement