REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyusun rencana pengembangan pariwisata Indonesia dalam lima tahun ke depan yang akan dituangkan dalam Rencana Panjang Jangka Menengah Nasional (RPJN) tahun 2015-2019.
Dalam perumusannya, Kemenparekraf melibatkan sejumlah pelaku industri dan pemangku kepentingan terkait dalam satu Focus Group Discussion (FGD) yang digelar, Selasa (17/6) kemarin.
Esthy Reko Astuty, Direktur Jenderal (Dirjen) Pemasaran Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif saat membuka FGD mengatakan, pihaknya berharap para pihak terkait dapat memberi sumbang saran dalam rangka pembangunan kepariwisataan Indonesia yang berdaya saing dengan berbasis keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang berkualitas.
"Agar dapat terwujudnya pemasaran pariwisata yang efisien dan efektif untuk mendukung citra Indonesia," ujar Esthy, di Jakarta.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kemenparekraf, I Gde Pitana, di kesempatan yang sama menjelaskan, diskusi akan fokus untuk menentukan bagaimana cara pemarasan pariwisata yang efektif terhadap empat isu global.
Isu tersebut terkait perubahan iklim, bonus demografi, geopolitik dan geoekonomi.
"Dari isu-isu global itu akan menentukan mana isu strategis pemasaran pariwisata untuk lima tahun ke depan," kata dia.