REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Seni pertunjukan Islami bisa menjadi ciri khas dari pariwisata syariah Indonesia. Itu sebabnya, kelestarian seni pertunjukan Islami perlu dijaga dan dikembangkan.
Pengajar Universitas Pendidikan Indonesia, Prof. Tati Narawati mengungkap seni dan pertunjukan Islami Indonesia menyumbang 50 persen di Asia. Ini artinya, Indonesia memiliki daya tarik yang begitu besar guna mendatangkan para wisatawan Muslim.
“Anda tahu, seni dan perttunjukan Islami merupakan bagian dari wisata syariah, Bayangkan di Asia saja kita menyumbang 50 persen pertunjukan Islami. Artinya bila dikembangkan akan luar biasa,” kata dia kepada ROL, ketika ditemui dalam acara Bincang Kreatif Seni Pertunjukan dan Industri Musik, Sabtu (7/6) kemarin.
Namun, kata dia, dibalik potensi itu berbanding lurus dengan tantangannya. Misalnya, masalah kelestarian seni dan pertunjukan Islami sudah terancam. Padahal niilai-nilai kontekstual tidak lekang dimakan zaman.
“Seni pertunjukan Islami ini apapun bentuknya tidak dimaksudkan mengancam ajaran Islam. Itu sebabnya, kreatifitas seni Islam perlu dikembangkan jangan sampai mandeg,” kata dia.
Sebaliknya, kata dia, seni Islami berupaya membebaskan puritanisme, otentifikasi, dan sekaligus menjaga kearifan lokal tanpa menghilangkan identitas normatif."Inilah mengapa dinamika kreatifitas seni budaya Islami seharusnya tidak boleh berhenti," kata dia.
Direktur Pengembangan Seni Pertunjukan dan Industri Musik, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Juju Masunah mengatakan meski sektor seni pertunjukan dan industri musik masih relatif kecil. Namun, sektor ini memiliki peluang bagus di masa depan.
"Memang sumbangsihnya masih kecil, namun ke depan bila dikembangkan akan menyumbang lebih besar terhadap perekonomian," ucapnya.