Kamis 29 May 2014 07:01 WIB

Perjalanan Panjang Hatsune Miku ke Panggung Konser

Karakter Hatsune Miku saat tampil dalam konsernya di gelaran
Foto: Crypton Future Media
Karakter Hatsune Miku saat tampil dalam konsernya di gelaran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perjalanan Hatsune Miku hingga akhirnya tampil dalam satu konser bukanlah perkara mudah. Pasalnya, Hatsune Miku hanyalah tokoh virtual. Namun disitulah tantangan bagi Crypton Future Media, perusahaan yang menciptakan karakter Hatsune Miku, untuk membuatnya terus berkembang.

Kepada wartawan, Hiroyuki Itoh selaku CEO Crypton Future Media mengatakan, perjalanan panjang itu dimulai pada tahun 1995. 

Awalnya Crypton Future Medua membuat software virtual instrument dari piano, gitar, dan alat musik lainnya. Tak lama kemudian terbersit ide untuk membuat virtual vocal yang disebut vocaloid. Bekerja sama dengan Yamaha, produk pertama dari vocaloid ini adalah 'Meiko'(2004) lalu 'Kaito' (2006).

Software berikutnya yang kemudian meledak di pasaran adalah Vocaloid Hatsune Miku yang dimulai dengan peluncuran software 'Vocaloid2 Hatsune Miku' pada tahun 2007 dan dilanjutkan dengan software 'Hatsune miku append' (2010) yang hanya menggunakan pelafalan bahasa Jepang dan hanya bisa digunakan dengan windows. 

"Kemudian software terbaru 'Hatsune miku V3' yang memungkinkan pelafalan dalam bahasa Inggris dan penggunaan software di windows dan Mac," ujar Itoh. 

Uniknya, jelas Itoh, Crypton sebagai produsen hanya melempar software Vovaloid Hatsune miku ke pasaran. Namun yang membuat Hatsune Miku populer justru adalah para fans yang membuat karya terkait Hatsune Miku. 

Dari sekadar ilustrasi buatan fans, cosplay, hingga video dan animasi yang dibuat oleh fans untuk melengkapi karya vocaloid mereka, yang kemudian diunggah di Youtube. 

"Hal ini memungkinkan vocaloid menciptakan 'chain of creation' atau kreasi berantai, dari hanya sebuah karakter dalam sebuah software kemudian banyak orang yang tertarik untuk mengembangkan hatsune miku menjadi anime, cosplay, merchandise berupa figur dan sebagainya," jelas Itoh. 

Kemudian Crypton membuat situs konten bernama piapro dan mikubook.com, untuk menampung semua karya para artist dan creator (pengguna software vocaloid) yang juga merupakan penggemar hatsune miku.

Tak berhenti disini, Hatsune Miku juga melakukan kolaborasi dengan SEGA, perusahaan game ternama di Jepang, untuk membuat game yang dinamakan "Hatsune Miku-Project DIVA-'. Yang menarik dari game musik ini adalah, digunakannya karya ilustrasi dan animasi buatan penggemar, sehingga penggemar merasa karya mereka dihargai dan diakui. Hal inilah yang membuat game ini sangat laku di pasaran melebihi ekspektasi Crypton dan SEGA.

Setelah sukses game tersebut, muncullah ide membuat konser Hatsune Miku yang menggunakan proyektor berteknologi tinggi. "Seperti konser yang akan dilangsungkan di Jakarta dalam acara 'Miku Expo' pada tanggal 28-29 Mei 2014, bertempat di JCC Cendrawasih," kata Itoh. 

Ia menjelaskan, efek dari Hatsune Miku ini telah lebih dari 1,5 juta upload video YouTube serta lebih dari 100 ribu musik hasil karya pengguna software Hatsune Miku. 

"Juga 3D konser yang selalu sold out, serta terciptanya komunitas dengan tiga juta fans dari seluruh dunia," kata Itoh. 

Kontributor: Asti Yulia Sundari

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement