Sabtu 19 Apr 2014 07:47 WIB

AGI Akan Tetapkan Standardisasi Gastronomi Indonesia

(ki-ka) Chef Henry Bloem, Vita Datau dan Chef Haryo Pramoe dalam diskusi awal menuju Indonesia International Gastronomy Summit (IIGS) yang digelar Akademi Gastronomi Indonesia
Foto: ist
(ki-ka) Chef Henry Bloem, Vita Datau dan Chef Haryo Pramoe dalam diskusi awal menuju Indonesia International Gastronomy Summit (IIGS) yang digelar Akademi Gastronomi Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gastronomi di Indonesia memang belum populer. Tidak sedikit masyarakat yang paham soal banyaknya unsur budaya dalam satu makanan tradisional Indonesia. 

Berangkat dari hal itu, Akademi Gastronomi Indonesia (AGI) akan menggelar serangkaian acara yang puncaknya akan menggelar Indonesia International Gastronomy Summit (IIGS) 2014 pada bulan Oktober di Nusa Dua, Bali.

Vita Datau selaku Executive Chairwoman Akademi Gastronomi Indonesia mengatakan, rangkaian acara tersebut dimulai melalui "Focus Group Discussion (FGD)" yang telah digelar beberapa waktu lalu.

Pasca-acara tersebut akan dilanjutkan dengan dua seminar di Bandung dan Daerah Istimewa Yogyakarta, bekerjasama dengan sejumlah kalangan akademisi yang memiliki relevansi dengan gastronomi, budaya, dan kuliner.

FGD ke-2 direncanakan digelar pada pertengahan 2014, yang kemudian dilanjutkan dengan acara Dialog Gastronomi Nasional. "Baru nanti puncaknya IIGS di Bali," kata Vita beberapa waktu lalu di Jakarta. 

Selama prosesnya itu, AGI akan mencari kesepakatan dengan banyak pihak soal apa sebenarnya Gastronomi Indonesia. Setelah itu baru melakukan inventarisasi untuk kemudian dikembangkan dan nantinya ditetapkan standar gastronomi Indonesia. 

"Kita akan banyak kerjasama dengan akademisi, lembaga riset. Kita juga akan membuat afiliasi yang baik dengan masyarakat di dalam maupun luar negeri. Sehingga nantinya akademi gastronomi Indonesia menjadi yang ke-23 di dunia," kata Vita. 

"Tapi yang penting kita jadi punya data makanan tradisional dan apa gastronomi Indonesia itu sendiri," kata dia. 

Dengan begitu masyarakat diharapkan jadi lebih sadar dan paham terkait segala unsur yang ada dalam satu makanan. 

"Kalau di luar (negeri) masyarakat dan anak-anak didik di sekolah sudah biasa dengan hal itu, nah di kita belum. Gastronomi juga penting untuk educate bangsa, terutama chef profesional untuk dia tahu seluk-beluk soal makanan Indonesia," kata Vita. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement