Selasa 25 Mar 2014 18:59 WIB

Ingin Kendalikan Pengeluaran? Pahami Soal Kebutuhan dengan Keinginan

Rep: Qommaria Rostanti/ Red: Hazliansyah
Belanja online (ilustrasi)
Foto: Prayogi/Republika
Belanja online (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ingin atau butuh? Pertanyaan sederhana ini sebaiknya kita jawab sebelum melayangkan rupiah keluar dari dompet untuk membeli suatu barang. Namun banyak calon konsumen yang masih samar membedakan antara kebutuhan dan keinginan, khususnya kaum hawa.

Para wanita cenderung sulit mengendalikan diri jika dihadapkan pada aktifitas bernama belanja. Tak jarang wanita membeli beberapa barang yang akhirnya hanya menumpuk di lemari mereka. Lapar mata harus dihindari demi kesehatan kondisi keuangan kita. Untuk itu, penting bagi calon konsumen mengetahui perbedaan antara butuh dan ingin.

Salah seorang perencana keuangan, Aidil Akbar Madjid mengatakan kebutuhan merupakan suatu hal yang harus dipenuhi pemenuhannya, apabila tidak dipenuhi dapat menganggu kelangsungan hidup. Kebutuhan bersifat penting dan harus dipenuhi.

Sementara keinginan adalah hal yang apabila tidak dipenuhi  tidak akan berdampak apa-apa bagi kelangsungan hidup manusia. Keinginan muncul akibat adanya rasa dan cita dalam diri manusia untuk memiliki barang tersebut, biasanya keinginan ini didorong oleh rasa gengsi pada lingkungan. Misalnya saja keinginan memiliki smartphone keluaran terbaru, padahal kita sudah mempunyai smarthpone yang juga sudah canggih.

Aidil selalu menekankan permasalahan tersebut saat menanggapi pertanyaan kliennya terkait uang dan belanja, apalagi jika sudah menyangkut penggunaan kartu kredit. "Jangan sampai bela-belain utang pakai kartu kredit demi memenuhi keinginan," ujarnya beberapa waktu lalu.

Seperti yang tadi dijelaskan, keinginan tidak lepas dari gengsi. Karena itu, kaum hawa sebaiknya pintar-pintar mengendalikan diri dan jangan terpancing jika rekannya memiliki barang bagus.

"Lihat teman pakai cincin bagus, lalu jadi ingin beli yang seperti itu. Tolong dipilah antara kebutuhan dengan keinginan. Mana yang benar-benar penting, itulah yang dibeli. Jangan sampai menyesal di kemudian hari gara-gara utang kartu kreditnya menumpuk," kata dia.

Kebutuhan terbagi menjadi tiga, yakni kebutuhan primer, sekunder dan tersier. Kebutuhan tersier dapat dikatakan berbeda tipis dengan keinginan. Kebutuhan tersier dapat dipenuhi jika kebutuhan primer dan sekunder telah tercukupi. Tak jarang kebutuhan tersier ini mencakup barang-barang mewah.

Barang-barang mewah ini bermula dari keinginan seseorang untuk memiliki barang tersebut. "Di sinilah timbul keinginan yang dapat mengarah pada suatu pemikiran bahwa barang tersebut merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi," ucapnya.

Dia mengatakan dalam menentukan kebutuhan dan keinginan perlu adanya skala prioritas dalam pemenuhannya. Skala prioritas ini tak terlepas dari pengorbanan dari suatu kebutuhan dan keinginan yang lainnya. Pengorbanan kebutuhan atau yang sering disebut biaya kesempatan merupakan pemilihan dari salah satu kebutuhan dan keinginan untuk dapat dipenuhi terlebih dahulu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement