Rabu 26 Feb 2014 19:31 WIB

Dibanding Indonesia, Wisman Muslim Lebih Pilih Malaysia

Rep: Ichsan Emrald Alamsyah/ Red: Hazliansyah
Sejumlah model meramaikan stan promosi Wisata Syariah Indonesia dalam acara peluncuran Gerakan Ekonomi Syariah (GRES!) di Lapangan Silang Monas, Jakarta, Ahad (17/11).
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Sejumlah model meramaikan stan promosi Wisata Syariah Indonesia dalam acara peluncuran Gerakan Ekonomi Syariah (GRES!) di Lapangan Silang Monas, Jakarta, Ahad (17/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia dianggap belum serius menggarap pasar pariwisata syariah. Sementara dua tetangga Indonesia, Malaysia dan Singapura lebih siap menggarap pasar tersebut.

Berdasarkan data CORE Indonesia, jumlah kunjungan wisman Indonesia memang terus meningkat. Tahun 2013 lalu, kunjungan wisman mencapai 8,8 juta orang.

Hanya saja angka itu jauh dari Malaysia yaitu 24,7 juta wisman di 2011. Begitu juga dengan pendapatan dari kunjungan wisman yang kalah jauh dari Thailand. Jika Indonesia  di 2011 mencapai 9 miliar dolar maka Thailand 30,1 milyar dan Malaysia hampir menyentuh 20 miliar dolar.

Menurut Direktur Eksekutif CORE Indonesia, wisatawan muslim khususnya Timur Tengah, lebih memilih Malaysia dan kedua Singapura. Karena dua negara itu menjanjikan kenyamanan dan keamanan bagi wisman muslim, khususnya dalam menjalankan ajaran Islam.

Padahal Indonesia punya banyak lokasi wisata yang menjanjikan. Ia mencontohkan, jika Indonesia menggarap hotel syariah dengan lebih serius tentu bisa mendatangkan keuntungan.

Warga asing tentu ingin mengetahui bagaimana menginap di hotel syariah atau merasakan spa syariah. ''Dalam pariwisata, kita bisa menjual keingintahuan,'' ucap dia, Rabu (26/2).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement