Jumat 21 Feb 2014 15:02 WIB

Terpikat Phuket (2-Habis)

Penerbangan langsung Jakarta Phuket membuat perjalanan ke Phuket digemari turis Indonesia.
Foto: phuketdining.com
Penerbangan langsung Jakarta Phuket membuat perjalanan ke Phuket digemari turis Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, Buat saya, kurang afdol rasanya kalau tidak melongok produk kreasi lokal setiap keluar negeri. Apalagi, Thailand terkenal dengan kain sutranya. Di kawasan Patong, tepatnya di Jalan Rat-U-Thit di depan Hard Rock Cafe Phuket, terdapat OTOP Market. OTOP diambil dari One Tambon One Product, sebuah proyek pemerintah yang bertujuan memajukan industri lokal. Tambon berarti desa atau daerah.

Di OTOP Market tidak terlalu tampak kekhasan lokal. Yang saya lihat hampir semua produk serupa saja. Tidak ada pula kete rangan asal desa atau daerah di kios-kios di OTOP Market. Barang-barang di OTOP Market bisa ditawar. Tas, sarung bantal, taplak, magnet, pigura, pajangan rumah, hingga pakaian bermotif khas Thailand ada di sini.

Harganya tidak bisa disebut murah. OTOP Market yang mirip kios di Pasar Blok M ini memang ditujukan bagi turis. Selain barang-barang khas Thailand, OTOP Market menjual juga tas dan busana sehari-hari.

Belanja di Supermarket?

Saya pernah membaca sebuah artikel di New York Times. Artikel itu menarik perhatian saya dengan judul tempat berbelanja paling murah ketika liburan. Ternyata, tempat belanja oleh-oleh yang paling murah adalah di supermarket besar setempat.

Tips tersebut saya jajal. Sebuah hipermarket yang terletak di Jungceylon Mall di Patong menjadi tempat tujuan mencari oleh-oleh. Ternyata, di sana saya menemukan banyak pilihan. Thailand adalah surganya buah. Di sepanjang jalan di kawasan Patong pedagang buah berjajar. Rambutan, jeruk bali, dan macam-macam buah tropis lainnya dijual.

Harganya, dijamin harga turis. Karena pembelinya adalah turis yang memadati Patong. Beberapa potong jeruk pomelo Thailand di tukang buah pinggir jalan dijual seharga 80 baht. Di hipermarket harganya 50 baht.

Manggis, asam thailand, dan beberapa jajanan pasar thailand juga lebih murah harganya di hipermarket. Satu kilogram rambutan bisa dibeli dengan harga 15 baht saja. Saya sampai berebut dengan seorang turis asing yang mungkin belum pernah mencicipi rambutan. Di tukang buah pinggir jalan, harga sekilo rambutan jauh lebih mahal dari itu. Maklum, mereka menyasar turis bule yang jarang-jarang melihat buah tropis.

Thailand juga surganya makanan prosesan. Suka makanan kaleng seperti sardin atau tuna? Saya sarankan memborongnya di supermarket. Dengan harga yang relatif sama seperti di Jakarta, misalnya sekaleng ikan mackerel seharga Rp 6 ribu, kualitas yang didapat lebih baik. Buah tangan berupa kecap ikan khas Thailand atau cabai bubuk Thailand juga bisa menjadi alternatif oleh-oleh yang sangat terjangkau ketimbang membeli dompet atau gantungan kunci yang dipatok harga turis itu.

Beragam label makanan internasional juga memiliki pabrik di Thailand. Ovaltine hingga Nestle hanya sebagian kecil di antaranya. Saya pun bahagia ketika menemukan creamer kopi merek Nestle dengan berbagai rasa, seperti vanila dan hazelnut.

Satu bungkus creamer ukuran 200 gr harganya Rp 8 ribu. Murah, ya. Di sebuah supermarket premium di Jakarta, saya pernah melihat krimer Nestle dengan aneka rasa itu dengan harga hampir 10 kali lipat.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement