REPUBLIKA.CO.ID, Halo pantai! Pikiran itu langsung timbul di benak saya kalau bicara soal Phuket, Thailand. Pasir putih di jemari kaki, angin laut, matahari yang menghangatkan tubuh, juga suara desiran ombak selalu bisa membuat saya tersenyum.
Letak Phuket di selatan Thailand juga menjadikannya rumah bagi banyak komunitas Muslim Thailand. Artinya, tidak susah mencari makanan halal. Sesuatu yang menurut saya sangat penting ketika berlibur, tidak dipusingkan dengan urusan mengisi perut.
Maka, ketika semua komposisi yang saya cari dari sebuah liburan sudah terpenuhi, saatnya bagi saya untuk bersenang- senang. Dari sisi Pantai Patong saya pun terpikat dengan Phuket.
Phi Phi Island
Ketika sampai di Bandara Internasional Phuket, saya diserbu penawaran tur, terutama tur ke Phi Phi Island. Tur ke Phi Phi Island seperti kewajiban bagi turis yang ke Phuket. Pulau kecil yang tenar sejak Leonardo Dicaprio shooting film “The Beach” itu terkenal dengan kecantikan alamnya.
Tergoda dengan penawaran salah satu biro tur, saya membayar 1.200 baht untuk kunjungan satu hari penuh ke kepulauan Phi Phi. Kedatangan saya di bulan Juli ternyata masuk kategori low season. Kunjungan turis yang menurun membuat harga tur dimurahkan. Kata pegawai biro tur, pada bulan ramai, tur ke Phi Phi bisa mencapai 2.200 baht per orangnya. Satu baht setara dengan Rp 363.
Kalau saja saya tidak melakukan pemesanan tur di bandara dan iseng berkelana di sekitar Patong, saya bisa menemukan tur serupa dengan bayar an mulai dari 800 baht saja. Tur untuk aktivitas lain, seperti trekking dengan gajah, juga banting harga pada musim sepi.
Keesokan pagi saya dijemput di lobi hotel. Jemputan yang sudah terlambat 10 menit mem buat saya was-was. Jangan-jangan saya dibohongi dan hangus sudah uang saya. Petugas hotel meminta saya menunggu dengan sabar. Bila setelah 30 menit tak juga ada jemputan, ia akan menelepon biro tur. Pagi itu baru pukul 07.00, banyak juga tamu hotel yang menunggu jemputan dari tur yang berbeda. Ada yang pergi diving, ada pula yang hendak ke Phi Phi Island.
Untungnya, lima menit kemudian sopir jemputan datang. Ia meminta maaf atas keterlambatan. Satu jam kemudian saya sampai dermaga Rassada. Tanpa menunggu lama saya langsung diminta naik ke atas kapal. Kopi, teh, dan hidangan kecil lain tersaji gratis bagi penumpang kapal.
Setengah jam setelah kapal berlayar, Pulau Khai kelihatan. Di sini seluruh penumpang turun dan menikmati pulau kecil itu untuk berenang, bermain pasir, atau berjemur. Penumpang kapal diingatkan untuk membawa pakaian renang dan menyimpan barang berharga di loker yang tersedia dengan membayar deposit. Uang yang didepositkan akan dikembalikan setelah kunci loker diterima lagi petugas kapal.
Memberi makan ikan juga bisa dilakukan di Pulau Khai. Petugas kapal bahkan menjual roti sebagai umpan ikan kecilkecil yang dengan santainya berenang di sekitar orang-orang. Lucu sekali. Tur ini termasuk makan siang, kudapan kecil, mi numa ringan, hingga kunjungan ke pantai yang dipenuhi monyet alias Monkey Beach, kemudian berkeliling beberapa pulau kecil lainnya sampai akhirnya tiba di Phi Phi Island pada sore hari.
Beruntungnya saya, hujan tidak turun sama sekali. Saya bebas berenang di Pulau Khai dan berjalan-jalan menyusuri Pulau Phi Phi. Tur hanya mem beri waktu kurang dari satu jam di Phi Phi Island. Setelah itu, seluruh rombongan harus kembali ke kapal dan balik ke Phuket.