REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Menteri Pariwisata Dan Kebudayaan Malaysia, Dato Seri Nazri Bin Tan Sri Abdul Aziz, mengatakan negaranya amat serius dalam menggarap sertifikasi halal. Salah satunya demi meningkatkan kunjungan pariwisata negaranya.
Ia mengatakan, sebelumnya hotel-hotel besar di Malaysia memiliki dua dapur, satu dapur untuk menyajikan hidangan halal dan satu lagi non halal.
"Tapi kemudian itu tidak efektif dari sisi sumber daya, makanya kini hotel-hotel itu hanya punya satu dapur, yakni dapur halal," kata dia dalam Joint Seminar on Islamic Tourism, Senin (17/2).
Menurutnya kaum bisnis di negara tersebut tak akan mau kehilangan mayoritas pangsa pasarnya dengan tidak memiliki label halal. Sementara bagi turis non muslim, mereka juga tidak keberatan mengkonsumsi makanan halal.
Ia menuturkan tantangan ke depannya bukan lagi restoran dengan sertifikat halal namun label non halal terpampang bagi restoran yang memang menyediakan makanan haram.
"Kita ingin warga muslim sudah tak ragu lagi dalam memilih restoran," katanya.
Pada praktiknya menurut dia mayoritas restoran yang ada di Malaysia sudah memiliki label halal, termasuk restoran-restoran yang bagi penduduk domestik sudah dipastikan kehalalannya.
"Orang Malaysia atau Indonesia tahu kalau rumah makan Padang itu halal, tapi turis dari Pakistan atau Afrika Utara dan Timur Tengah belum tentu. Itulah perlunya sertifikasi halal diadopsi oleh seluruh restoran," tukasnya.