REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam berbagai acara hajatan, sebut saja ulang tahun perusahaan, peresmian kantor baru, ulang tahun perkawinan sampai kepada acara perpisahan, atau sekedar syukuran di rumah merayakan kelulusan anggota keluarga yang baru saja diwisuda dari universitas, tumpeng menjadi salah satu pilihan utama. Bagi sebagian orang bahkan merasa tidak lengkap tanpa kehadiran hidangan satu ini.
Kebiasaan membuat nasi tumpeng sebagai hidangan perayaan awalnya dilakukan oleh masyarakat Jawa, Bali dan Madura, namun sekarang kebiasaan menyajikan tumpeng tak terbatas pada kalangan suku tertentu saja. Hampir seluruh rakyat Indonesia mengenal dan menyukainya.
Tumpeng memang popular dalam dunia kuliner nusantara. Sajian nasi yang umumnya berbentuk kerucut berwarna kuning atau dikenal dengan nama “nasi kuning” disertai bermacam-macam lauk pauknya sering kita jumpai dalam berbagai acara. Biasanya tumpeng ini disajikan di atas tampak, wadah pipih dari anyaman bambu, yang sudah dialasi dengan kreasi lipatan rapi dari daun pisang sehingga kelihatan cantik dan menarik
Lauk-pauk sering kali diletakkan disekeliling nasi tumpeng, mereka biasanya terdiri dari perkedel, abon, dadar telur, kering tempe, serundeng, urap kacang panjang, ikan asin, rempeyek, ayam goreng dan banyak jenis lauk lainnya. Biasanya, lauk pauk tumpeng ini berjumlah 7 macam yang dalam bahasa jawa, 7 (pitu), artinya pertolongan.
Maksud yang tersirat dari angka “pitu' tadi yakni yang berhajatan menyajikan tumpeng dengan maksud memohon pertolongan kepada Yang Maha Pencipta agar mendapat kebaikan dan kemuliaan dan semua itu akan tercapai apabila kita berusaha dengan sungguh-sunguh.
Sebenarnya lauk-pauk itu bukan hal baku dalam penyajian tumpeng. Hingga kini belum ada kesepakatan tidak tertulis atau keharusan tradisi yang mewajibkan keberadaan tujuh macam lauk tadi menemani nasi kuning dalam tumpeng.
Kemudian dalam perkembangannya, tumpeng kini hadir dari berbagai bentuk sesuai keinginan empunya hajatan tanpa mengurangi maknanya, kadang berbentuk tokoh kartun, benda-benda spesial yang berkaitan dengan acara yang dirayakan dan banyak bentuk lainnya.
Bagi Anda yang tertarik untuk menghadirkan bentuk tumpeng di luar pakem, tak ada salahnya menengok buku “Tumpeng Modern”, karya Diana A.Soetjipto. Salah satu pakar kuliner nusantara di Indonesia mempersembahkan kreasi tumpeng modern lengkap dengan resep-resep makanan pendampingnya yang mudah dipahami dan dipraktikkan. Tak hanya itu ia pun membagikan langkah-langkah membuat hiasan pada tampah tempat meletakkan tumpeng.
Satu lagi yang istimewa dari buku ini kita akan melihat jenis-jenis tumpeng unik dan lucu untuk merayakan hari khusus Anda seperti : Tumpeng Angry Bird, Tumpeng lamaran yang terbuat dari beras merah, Tumpeng Nasi hijau yang di beri air daun suji untuk mendapatkan nasi berwarna hijau, Tumpeng Jajanan pasar, Tumpeng Kue mini dan banyak jenis tumpeng lainnya.
Lebih menarik lagi, buku ini juga member bocoran kepada kita bagaimana membuat tumpeng dengan mudah disertai tipsnya. Anda mungkin mengira diri Anda seorang pemula dalam dunia masak-memasak, dan bernyali ciut saat berpikir tentang membuat tumpeng, tapi dengan buku ini, Anda bisa jadi takjub dan heran karena ternyata Anda mampu membuatnya sendiri.
Jadi, bila Anda ingin menantang diri sendiri dalam dunia kuliner, sekaligus berlatih dan hemat ongkos—mengingat memesan tumpeng jelas jauh lebih mahal ketimbang membuatnya sendiri—tak ada salahnya melihat dan mencoba mewujudkan satu kreasi tumpeng yang Anda inginkan.
Khusus kali ini, kami akan membagi satu resep nikmat pendamping tumpeng dalam buku tersebut yang telah kami coba, “Ayam Ingkung”, ini dia resepnya:
Amunisi
5 sdm minyak goreng
3 lemba daun salam
2 cm lengkuas memarkan
10 lembar daun jeruk
1 ekor ayam kampong, biarkan utuh
500 ml santan cair dari 1 butir kelapa
50gr gula merah
2 sdt garam
3 sdm air asam
Amunisi Bumbu
10 Butir bawang merah
5 siung bawang merah
10 cabai merah
5 butir kemiri
Jurus Meramu :
• Panaskan minyak, tumis bumbu halus hingga harum. Tambahkan daun salam, lengkuas dan daun jeruk
• Masukkan ayam , aduk rata. Tuang santan, gula merah dan garam. Masak hingga yam matang
• Tambahkan air asam. Masak hingga air mengental
• Angkat dan panggang ayam hingga kering dan berwarna kecoklatan
Selamat mencoba