Selasa 02 Apr 2019 20:34 WIB

Ahli Gastronomi: Tumpeng Seharusnya Dikeruk, Bukan Dipotong

Ahli gastronomi menilai tumpeng tidak seharusnya dipotong karena menyalahi filosofi.

Tumpeng, kuliner khas Indonesia.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Tumpeng, kuliner khas Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden dari Indonesia Gastronomy Association  (IGA) Ria Musiawan mengatakan saat ini masih terjadi salah kaprah mengenai tumpeng. Kesalahan utamanya terletak pada pemotongan puncak tumpeng.

"Kebiasaan memotong tumpeng harus diperbaiki karena berpotensi merusak nilai filosofis dalam tradisi tumpengan," ujar Iga di Jakarta, Selasa.

Tumpeng, menurut Ria, merupakan simbol atau lambang permohonan makhluk hidup kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tumpeng dapat juga diartikan dengan simbol hubungan antara pemimpin dengan rakyatnya.

Memotong tumpeng dapat diartikan memotong hubungan tersebut. Ria menjelaskan, seharusnya tumpeng tersebut tidak dipotong, akan tetapi dikeruk.

Filosofi dan falsafah tumpeng adalah lambang gunungan yang bersifat awal dan akhir. Tumpeng juga mencerminkan manifestasi simbol sifat alam dan manusia yang berawal dari Tuhan dan kembali kepada Tuhan, katanya.

Dia juga menjelaskan bahwa tumpeng yang menjulang ke atas itu menggambarkan tangan manusia merapat dan menyatu menyembah Tuhan. Tumpeng juga menyimpan harapan agar kesejahteraan maupun kesuksesan semakin meningkat.

"Jadi kalau dipotong maka seolah-olah itu memotong hubungan kita dengan Tuhan karena puncak tumpeng itu melambangkan tempat bersemayam Sang Pencipta," kata Ria.

Pengerukan tumpeng, menurut Ria, hanya boleh dikeruk sisi samping dari bawah. Lantas, orang yang mengeruk tersebut mengucapkan doa dalam hati.

Ria menjelaskan, pada zaman dahulu, para tokoh yang memimpin doa akan menjelaskan dulu makna tumpeng sebelum disantap. Bagi para gastronom, makanan yang disajikan merupakan hasil dari adaptasi manusia terhadap lingkungan, agama, adat, kebiasaan, dan tingkat pendidikan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement