Senin 30 Dec 2013 15:38 WIB

Gunung Kidul, Surga yang Terabaikan

Gunung Merapi terlihat saat sunrise di Dusun Gambarsari, Desa Jurangjero, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Gunung Kidul, DIY, Jumat (27/12).
Foto: ROL/Karta Raharja Ucu
Gunung Merapi terlihat saat sunrise di Dusun Gambarsari, Desa Jurangjero, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Gunung Kidul, DIY, Jumat (27/12).

REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNG KIDUL -- Dalam bayangan sebagian orang, Gunung Kidul mungkin sebuah daerah gersang, berbatu, dan tidak produktif. Padahal, tidak semua perkiraan itu benar.

Di Gunung kidul tersembunyi sejuta pesona alam yang belum terjamah. Wilayah ini terbilang masih 'perawan' dari jejak kaki para wisatawan. Tak heran wilayah yang masuk dalam Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) itu menyuguhkan pemandangan alam luar biasa indah.

Sejumlah wisata alam terhampar di Gunung Kidul. Di antaranya Hutan Tleseh, Hutan Wanagama, Hutan Sodong, Hutan Bunder, Kali Suci, Gunung Nglanggeran, Gunung Batur, Sumber Ponjong, Watulawang Resort, Watu Dakon, Waduk Beton, Lembah Ngingrong, Hargodumilah (bukit bintang), dan Gunung Gambar. Dua tempat terakhir yang paling familiar di telinga para wisatawan.

Pada Kamis (26/12) kemarin, ROL berkesempatan mengunjungi salah satu sudut Gunung Kidul, tepatnya Dusun Gambarsari, Desa Jurangjero, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Gunung Kidul, DIY. Perjalanan selama dua jam dari pusat kota Yogyakarta, terbayar dengan pemandangan rancak dari puncak gunung berketinggian 500 mdpl.

Gunung Merapi terlihat saat sunrise di Dusun Gambarsari, Desa Jurangjero, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Gunung Kidul, DIY, Jumat (27/12).

 

Gunung Merapi, Gunung Merbabu, Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing berdiri tegak membentengi dusun tersebut. Keberadaan pegunungan dan bukit yang memamerkan kemolekannya, ditambah hamparan sawah dan rimbunnya hutan jati, membuat pemandangan di sana semakin memesona.

Gunung Kidul adalah surga yang terabaikan, begitu kesimpulan yang ROL tangkap setelah melihat potensi daerah berbukit kapur yang menyimpan keindahan alam tiada tara.

Madiyo (65), warga asli Gunung Kidul menerangkan, desanya termasuk wilayah subur. Selain bertani, kata Madiyo, penduduk di wilayah tersebut beternak sapi, kambing, dan ayam. "Penduduk di sini mengandalkan hasil bumi, seperti menanam pohon jati," kata Madiyo saat berbincang dengan ROL.

Eksotisme yang memanjakan mata selama perjalanan, memaksa ROL berhenti sejenak mengagumi ciptaan-Nya. Sejumlah hewan liar juga sempat ROL jumpai, salah satunya seekor burung yang sedang terbang mengitari langit dusun tersebut. "Itu sepertinya burung Elang Jawa. Kadang juga ada babi hutan, lutung, dan kera," ujar Madiyo.

Dari dusun tersebut, juga terlihat bukit-bukit berbatu alami yang menciptakan ngarai-ngarai ciamik. Sayangnya, pesona alam yang luar biasa indah belum mendapat perhatian serius dari pemerintah.

"Di sini tidak pernah ada penyuluhan. Camatnya tidak pernah datang, kalau Lurah beberapa kali datang karena kan setiap lima tahun sekali berganti-ganti," ucap Madiyo.

Gunung Merbabu dan Gunung Sumbing. Belum bersolek saja sudah indah, apalagi jika sudah dipoles. Gunung Kidul bakal seperti gadis ranum yang genit kepada para pengunjungnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement