REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gigi melakukan live recording di Abbey Road Studio, London, Inggris. Setelah proses rekaman selesai, Gigi menghabiskan waktu dengan jalan-jalan. 29 November, yang merupakan hari ke enam Gigi di London, mereka menuju ke Camden, pusat suvenir.
Ritme biologis Gigi dan rombongan sudah mulai menyesuaikan dengan posisi geografis London yang tujuh jam lebih lambat dari Jakarta. Meskipun begitu, sisa-sisa jetleg masih terasa. Jika pada hari pertama Armand cs sudah terjaga pukul 2 pagi, sekarang rata-rata pukul 4 atau 5 pagi. Tidur malam juga begitu. Jika sebelumnya pukul tujuh sudah terasa ngantuk sekali, sekarang kami tidur pukul 10 atau 11. Masih belum normal benar.
Rombongan meninggalkan apartemen pukul 9:30, menuju ke Glocester Road, base station selama di London, karena letaknya paling dekat apartemen. Kembali kami membeli tiket tube terusan yang berlaku untuk sehari, dan mulai menyusuri London under ground.
Setelah sarapan di KFC depan stasiun yang entah mengapa terasa nikmat sekali, rombongan turun. Untuk mencapai Camden rombongan harus pindah tube di Leichester Square ke utara menuju ke Camden Town. Perjalanan yang lumayan jauh ini ditempuh dalam waktu 20 menit. Efisiensi kereta bawah tanah khas Inggris.
Sampai di Camden acara bebas, tapi harus berkumpul kembali di depan stasiun pukul 2 siang. Perjalanan akan dilajutkan ke Oxford, pusat perbelanjaan dengan dominasi toko barang-barang bermerek.
Janji untuk kumpul kembali berantakan. Ada yang langsung kembali ke apartemen karena bawaan sudah terlalu banyak, ada yang pergi ke Oxford lebih awal dari rencana. Jadi janji bersama hari itu tidak terwujud, semua memiliki rencananya sendiri dan melakukannya sendiri.
Berbeda dengan daerah Picadilly atau Soho, Camden adalah pusat perbelanjaan murah yang menjual suvenir khas Inggris atau London. Kaos, tas, sepatu, dan pernak-pernik cendera mata yang sangat banyak jenisnya.
Sore hari sekitar pukul enam, satu-persatu kembali ke apartemen. Tapi agenda hari itu belum selesai. Dhani dan empat teman lain pergi menonton drama Lion King, sedangkan lainnya memilih mengunjungi Winter Wonderland, di Hyde Park.
Winter Wonderland adalah pasar malam tahunan menyambut musim dingin dan Natal. Bentuknya adakah gabungan antara Dufan, Pekan Raya Jakarta, dan pasar malam, tapi dalam skala yang lebih besar, dengan banyak sekali stan bir dan wine. Winter Wonderland ini belangsung hingga Januari mendatang.