Senin 29 Apr 2013 15:37 WIB

Menengok Kaki Lima di Old Trafford

Rep: Sadly Rachman/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Pedagang kaki lima di luar stadion kebanggan Manchester United, Old Trafford, Manchester, Inggris.
Foto: REPUBLIKA ONLINE/Sadly Rachman
Pedagang kaki lima di luar stadion kebanggan Manchester United, Old Trafford, Manchester, Inggris.

REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER--Warga Indonesia jamak menjumpai pedagang kaki lima disekitar stadion sepak bola, apalagi bila sedang ada pertandingan. Pedagang aksesoris tim kebanggaan, hingga makanan dan minuman tersaji di seputar luar stadion, membuat suasana meriah.

Ternyata pemandangan tersebut tak hanya terdapat di tanah air. Saat ROL mendapat kesempatan berkunjung ke negeri sepak bola, Inggris, suasana serupa juga ditemukan di sekitar markas kebanggaan klub Manchester United (MU), Old Trafford.

Suhu pada ponsel menunjukkan temperatur lima derajat celsius saat ROL melangkahkan kaki menuju Stadion Old Trafford. Udara dingin tak melunturkan semangat fans untuk berjalan kaki menyusuri Trafford Wharf Road, jalan menuju stadion.

(©REPUBLIKA ONLINE/Sadly Rachman)

Suasana jelang laga sudah terasa, terlihat para pendukung MU mulai berduyun-duyun menuju stadion pada pukul delapan pagi hari, padahal pertandingan baru gelar pada pukul tiga sore waktu setempat. Beginilah antusiasme warga negeri bola.

Tak lama kemudian terlihat jembatan merah yang diberi nama Trafford Road Bridge, landmark sekaligus penanda bahwa stadion kian dekat. Saat itulah mulai tampak pedagang berjualan berbagai aksesoris MU, seperti kaus, syal, pin, topi, bendera, dan berbagai macam pernak-pernik lainnya.

(©REPUBLIKA ONLINE/Sadly Rachman)

Semakin mendekati lokasi pertandingan, semakin banyak pedagang kaki lima terlihat. Seperti di Indonesia, para pedagang menggelar dagangannya dalam berbagai bentuk. Ada yang berjualan dengan mobil, memakai meja lipat, hingga dalam kios kecil berukuran 3x4 semi permanen.

Menurut salah seorang suporter MU asal Jakarta yang menemani ROL saat itu, Arie (United Army), suasana seperti ini sangat khas Old Trafford. Sejak pagi hingga pertandingan bubar pedagang kaki lima tadi bakal ada di sana mencari rezeki.

 (©REPUBLIKA ONLINE/Sadly Rachman)

Para suporter dewasa hingga anak-anak memanfaatkan momen tersebut untuk membeli atribut tim kesayangan dengan harga relatif lebih murah dari aksesoris resmi. Selisih harga bisa mencapai 3 hingga 4 pauns. Tentu saja kualitasnya berbeda jika membeli di Mega Store, toko resmi atribut MU.

Keuntungannya, selain mendapat harga lebih terjangkau, banyak barang yang dijual oleh pedagang kaki lima berupa aksesoris unik dan langka, bahkan tidak ada di toko resmi MU.

Barang unik itu antara lain scarf dengan bordir MU vs lawannya saat laga tiap partai digelar. Item ini tak dijumpai di Mega Store. Juga buku review setiap pertandingan yang dijalani MU dari tahun ke tahun yang hanya ada di kaki lima. Pin dan tempelan magnet khusus laga tiap partai juga absen di Mega Store.

Tak cuma itu kita dapat bertransaksi dengan tawar menawar. Kalau ini antusiasme khas Indonesia.

 (©REPUBLIKA ONLINE/Sadly Rachman)

Keistimewaannya di Old Trafford, pedagang kaki lima berjejer rapi dan selalu menjaga kebersihan, poin penting ketika membandingkan padagang kaki lima di Jakarta.

Hanya saja, saat perut keroncongan tim ROL masih harus bersabar. Alasannya, sulit menemukan makanan halal di sekitar stadion yang berkapasitas 75 ribu penonton tersebut.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement