Senin 04 Feb 2013 16:41 WIB

Kok Anak Merengek Terus, Harus Bagaimana?

Anak merengek (ilustrasi)
Foto: AHAPARENTING.COM
Anak merengek (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, "Anak-anak saya selalu mengeluh bila menyangkut pembagian tugas rumah. Mereka membandingkan dengan saudara kandungya lalu merasa diperlakukan tidak adil." Itu mungkin sejumlah kecil kisah orang tua mengenai rengekan anak di rumah.

Cerita di atas mungkin situasi yang jamak dialami orang tua. Tapi bila si kecil mudah merengek dan bahkan hampir di setiap kesempatan apakah wajar?

Menurut pakar tumbuh kembang anak dari Bay Area, Laurel Schultz, seperti yang dikutip Web MD, anak-anak cenderung merengek untuk alasan sederhana. Masalahnya cara itu berhasil.

"Merengek bisa mendapatkan perhatian orang tua," uajr Schultz. "Apalagi rengekan dengan suara melengking bisa efektif karena orang tua sering kali tidak tahan," ujarnya.

Lalu bagaimana mencegahnya?

Schultz memaparkan cara itu bukanlah strategi sadar yang dilakukan anak, melainkan perilaku yang dipelajari si kecil. Ketika mereka melihat setiap kali merengek orang tua akan memenuhi kebutuhan mereka, maka mereka pun cenderung melakukannya berulang kali. Sayangnya, orang tua juga ikut berperan.

Bila anak meminta sesuatu dengan cara sopan, sekali, dua kali namun tidak ditanggapi, mereka mulai meningkatkan volume. Anak lebih kecil, ketika mengalami perasaan tidak senang, malah mengekspresikan secara ekstrem, menjerit atau tantrum, murka dan meledak. Namun bagi anak lebih besar, yang memiliki kontrol diri lebih besar, cenderung merengek.

Demi menghindari perilaku merengek pada anak, Schultz menyarankan orang tua segera bertindak agar anak tidak sampai merasa tertekan ketika permintaan mereka tidak direspon. Ini bukan berarti selalu mengabulkan permintaan mereka.

"Penting untuk selalu merespon permintaan mereka ketika pertama kali dilontarkan, bila anda mampu," ujar Schultz. "Bila anda sedang berbicara lewat telepon misal, langsung lakukan kontak mata dengan anak anda, taruh telunjuk di bibir sehingga ia tahu, anda akan bersamanya setelah percakapan usai," paparnya.

Setelah itu, beri perhatian kepada anak sesegera mungkin tetap dengan sopan seperti yang telah ajarkan kepadanya.

Mencari Perhatian

Pakar pendidikan dan psikologi perkembangan anak, Becky Bailey, masih dari situs yang sama menyatakan ketika rengekan muncul, orang tua cenderung terganggu.

Untuk mencegah reaksi yang tidak sehat, Becky menyarankan orang tua menarik nafas panjang dan mengingatkan diri bahwa anak-anak mereka tidak sedang bermaksud mengiritasi perasaan anda. Itu sebenarnya adalah cara anak untuk meminta bantuan.

"Cobalah untuk selalu merespon dengan pernyataan tegas, sopan namun memiliki unsur kasih sayang," ujar Becky. Ia menyarankan orang tua berkata seperti, "Tidak perlu merengek. Bila dikau ingin segelas susu, katakan, 'Bu, aku ingin minum susu,'."

Saat mengatakan itu, Becky juga menyarankan orang tua menggunakan nada dan sikap yang diharapkan dilakukan anak mereka.

Bila anak terus merengek, dan Anda tidak yakin apakah itu karena sakit atau nyeri, Becky menyarankan orang tua mengevaluasi lebih jauh di luar perilaku merengek itu untuk memastikan apakah ada pesan lebih besar yang ingin disampaikan si kecil

"Coba tanya diri anda, 'Apakah saya kian sibuk ketimbang biasanya? Apakah rutinitas anak berubah? Apakah saudara kandung mencari lebih banyak perhatian untuk alasan tertenu? Sering kali rengekan adalah sebuah isyarat untuk mengevaluasi kembali kedekatan hubungan dengan anak.

Mungkin orang tua perlu memperbanuak kegiatan berdua, seperti membaca buku bersama, memask bersama atau melakukan aktivitas lain yang membuat anak nyaman

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement