REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Balita yang menderita gejala kelumpuhan otak, rentan terhadap gizi buruk.
"Mereka membutuhkan perhatian khusus untuk mendapatkan makanan karena mereka tidak bisa mandiri. Karena itu, penyakit tersebut berpengaruh pada gizi buruk," ujar ahli zini dari Departemen Ilmu Gizi FKUI, Saptawati Bardosono, saat dihubungi ROL, Rabu (26/12).
Untuk menghindari bayi menderita gizi buruk, Saptawati menyarankan setiap keluarga yang merencanakan memiliki anak, lebih dulu mempelajari bagaimana memberikan pola asuh yang benar kepada anaknya. Sebab, salah satu penyebab balita menderita gizi buruk adalah pola asuh yang salah dari orang tuanya.
Sebelumnya, ditemukan dua balita di Depok menderita gizi buruk, yakni Muhamad Rafi (15 bulan) dan Muhamad Reihan (3 tahun 8 bulan). Keduanya mengalami gizi buruk akibat kondisi ekonomi keluarga dan pola asuh yang salah.
Bahkan Reihan juga lumpuh layu, epilepsi, dan juga gejala kelumpuhan otak. Ferlian, pemilik panti asuhan Bina Remaja Mandiri tempat Rafi dan Reihan dirawat, mengatakan kedua balita itu membutuhkan bantuan untuk memperbaiki gizi dan kesehatannya.
"Perlu susu lebih banyak, biskuit, dan yang lain. Karena kebutuhannya jauh lebih banyak dari balita normal," katanya.